Kompetisi Tamiya Series 2 Samarinda: Ratusan Pembalap Adu Cepat di Lintasan

Suasana kompetisi Tamiya di Go Mall, eks Plaza Mulia, Samarinda. (Mitha/Kaltim Faktual)

Lintasan Tamiya kembali ramai akhir pekan lalu. Selama tiga hari, dari 11 sampai 13 April 2025, ajang Tamiya Series 2 yang digelar oleh komunitas Mini 4WD Samarinda sukses terlaksana dengan antusiasme tinggi dari peserta se-Kalimantan.

Event ini merupakan lanjutan dari seri balap Tamiya tahunan yang diselenggarakan komunitas Mobil Tamiya Samarinda. Kali ini event tersebut diadakan di Go Mall, eks Plaza Mulia Samarinda.

Setelah seri pembuka pada Januari lalu, seri kedua kali ini menjadi ajang pemanasan menuju seri puncak yang dijadwalkan pada Desember mendatang.

“Ini program setahun. Per dua bulan ada satu seri. Januari kemarin kita mulai di GOR Segiri, total hadiah Rp100 juta. Kali ini hadiahnya Rp30 juta, dan bulan Juni nanti lanjut lagi dengan hadiah yang sama,” kata Asad, ketua panitia dari kompetisi tersebut.

Kompetisi ini menarik perhatian tim-tim dari berbagai kota di Kalimantan, mulai dari Banjarmasin, Paser, Balikpapan, Bontang, hingga Sangata.

Jumlah peserta mencapai 200-an orang, terbagi dalam belasan tim. Tiap tim bisa diisi hingga delapan orang, terdiri dari pembalap, mekanik, hingga donatur.

“Strukturnya mirip seperti balap motor atau F1. Ada tim leader, mekanik, bahkan kadang ada bosnya juga. Jadi nggak cuma balapan, tapi ada kerja tim di baliknya,” tambah Asad.

Kompetisi dibagi dalam berbagai kategori, mulai dari Best Time Overall (BTO), perolehan kupon terbanyak, hingga juara 1 sampai 9. Masing-masing kategori punya nilai strategis tersendiri.

“Misalnya ada tim yang punya waktu tercepat, itu bisa dapat hadiah. Tapi ada juga kategori untuk tim yang paling banyak lolos ke babak playoff,” jelas Asad. “Satu tim bahkan bisa borong beberapa juara sekaligus.”

Namun, selain kecepatan dan strategi, faktor keberuntungan tetap berperan besar. Mobil yang terlihat sempurna secara teknis pun bisa saja keluar lintasan atau “kelontang” di tengah balapan.

“Settingan udah bagus, tapi kalau pas loncatan track-nya miring sedikit aja, bisa kacau. Mobil bisa keluar jalur. Jadi, pemasangan lintasan itu krusial banget,” ujarnya.

Meski terlihat seperti turnamen profesional, ajang ini sepenuhnya digerakkan oleh komunitas. Menurut Asad, setiap seri diorganisasi oleh tim yang berbeda, tapi masih dalam naungan komunitas besar Mini 4WD Samarinda.

“Sekarang saya dari tim Alcantara yang jadi panitia. Bulan Juni nanti seri ketiga, panitianya ganti lagi dari tim lain. Jadi kami ganti-gantian, tapi tetap satu komunitas besar,” katanya.

Kesuksesan event ini tak lepas dari peran aktif komunitas Mini 4WD Samarinda. Didirikan sejak 2010, komunitas ini kini berada di bawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Samarinda dan terus berkembang hingga ke berbagai kota di Kalimantan.

“Kami enggak cuma main di Samarinda. Kadang keliling ke Balikpapan, Sangata, Bontang, bahkan Paser. Jadi ini komunitas yang benar-benar aktif dan jalan terus,” ujar Deri, anggota komunitas.

Komunitas ini terbuka untuk siapa pun tanpa batasan usia atau syarat khusus. “Yang penting suka main Tamiya. Mau pemula juga boleh gabung, nanti kita bantu belajar,” tambahnya.

Untuk pemula, biasanya diarahkan ke kelas STB, kategori dengan regulasi dasar yang sesuai standar nasional. Di Samarinda sendiri, ada beberapa toko yang jadi pusat kegiatan dan latihan, seperti di Robinson, Jalan Vorpo, Antasari, Alcantara, dan Lambung Mangkurat.

Di balik keseruan lomba, ada berbagai tantangan teknis yang harus dihadapi peserta. Salah satunya adalah soal pemasangan lintasan. Lintasan yang tidak lurus bisa membuat mobil gagal finis atau bahkan rusak.

Meski begitu, semangat kebersamaan di komunitas ini tetap jadi nilai utama. “Yang penting kita saling bantu, bisa sharing-sharing, dan tetap jaga sportivitas. Soalnya walaupun mainan, ini serius juga,” tutup Deri. (tha/kf/am)

Tinggalkan Komentar