Masyarakat Menolak Karena Khawatir Nilai Historis Luntur
Rencana pembangunan dermaga wisata, dekat Masjid Shiratal Mustaqiem masih mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Pemkot Samarinda melakukan upaya persuasif pada warga.
Rencana pembangunan dermaga wisata yang sudah bergulir selama 6 bulan lalu. Tepatnya, sejak bulan Juli 2023 ini.
Pemkot Samarinda memiliki tujuan untuk menarik para wisatawan berkunjung ketempat tersebut. Sehingga, dapat meningkat historitik nilai Masjid Tua Shiratal Mustaqiem.
Terlebih, Masjid Tua Shiratal Mustaqiem telah masuk dalam jajaran Top 3 wisata religi di Kaltim. Kebetulan, letaknya strategis. Karena terintegrasi langsung dengan wisata Kampung Tenun, Kampung Ketupat, Pelabuhan Lama, dan Sungai Mahakam tentunya.
Asisten II Pemerintah Kota Samarinda, Sam Syaimun mengungkapkan dalam pembangunan dermaga wisata ini. Masih mendapat penolakan di lapangan oleh masyarakat. “Saya membaca secara langsung maupun kami sendiri yang ke lapangan dan mengikuti perkembangan. Hampir sebagian besar terjadi penolakan di lapangan,” ungkapnya, Kamis 18 Januari 2024.
Atas penolakan pembangunan dermaga wisata tersebut. Pemkot Samarinda tidak gentar untuk terus melakukan pendekatan persuasif yang intensif, guna merealisasikan pembangunan dermaga wisata ini.
Sam Syaimun mengatakan penolakan ini dipicu karena ke khawatiran masyarakat. Jika terjadi penggusuran nilai nilai historitis, tradisional hingga identitas lokal aset yang ada di kawasan tersebut.
“Kehadiran pemerintah ini untuk meningkatkan potensi yang selama ini tersembunyi dikawasan Samarinda Seberang. Apalagi Masjid Shiratal Mustaqiem,” terangnya.
Dengan adanya pembangunan dermaga wisata ini. Menurutnya, dapat mendongkrak perekonomian dan kunjungan wisatawan ke Samarinda.
“Kehadiran Pemkot Samarinda dalam hal ini tentunya untuk menata kawasan tersebut. Bukan hanya datang langsung menggusur, kita banyak diskusi,” pungkasnya. (dmy/nus)
BACA JUGA