Menulis Sejarah Lokal Menjadi Arsip, Fajar Alam: Belum Terlambat

arsip sejarah lokal

Pemerhati Sejarah Kalimantan Timur Fajar Alam telah menuliskan dua buku soal sejarah lokal. Yakni sejarah Samarinda dan juga sejarah Loa Kulu yang sempat jadi rujukan penting.

Fajar menyebut penulisan sejarah seperti itu sangat penting dilakukan. Sebagai upaya memindahkan memori kolektif agar tetap terarsipkan dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Menurutnya siapapun bisa melakukan hal serupa. Bahkan sangat bagus untuk menambah khazanah arsip sejarah bangsa bahkan sejarah lokal. Baginya tidak ada yang terlambat.

“Enggak lah, kan tergantung apa yang mau ditulis. Mungkin bukan dari saksi sejarah, pendengar sejarah juga bisa. Kenapa tidak,” ungkap Fajar belum lama ini.

Untuk memastikan kebenaran sejarah yang ditulis, Fajar juga menyebut banyak cara. Ada istilah kritik sejarah, yakni pihak lain memberi tanggapan terkait sejarah yang ditulis.

“Kadang ada orang se-zaman yang mungkin juga bisa menuturkan melengkapi hal yang sama atau malah memberi keterangan yang berbeda. Banyak cara memvalidasi keterangan,” tambahnya.

Fajar menilai sangat wajar jika peristiwa sejarah memiliki banyak versi. Pun semuanya masih bisa dijadikan rujukan. Ramgkaian cerita bersejarah itu akan semakin kuat dengan adanya benang merah yang terjalin.

Fajar menambahkan, meski sudah berlalu puluhan hingga ratusan tahun lalu, belum terlambat untuk menuliskan peristiwa sejarah itu.

“Bisa dari banyak cara dan sumber. Justru akan menambah khazanah sejarah bangsa,” sebutnya.

Selain itu, karena banyaknya pelaku sejarah atau saksi sejarah. Bisa menghasilkan banyak versi sejarah. Bisa saling berkaitan, atau bahkan bertolak belakang, namun keduanya tetap menjadi referensi sejarah. (ens/nus)

ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM

Tinggalkan Komentar