Kondisi Penjualan Gas Elpiji 3 Kg di Samarinda: Stok Ada, Harga Masih Tinggi dari HET

Setelah mengalami kelangkaan dalam beberapa pekan terakhir, harga gas elpiji 3kg di Samarinda perlahan mulai turun. Stok di pengecer pun sudah mulai bebas dibeli.
Sebelumnya, harga gas bersubsidi ini sempat melonjak hingga Rp50.000 per tabung di tingkat pengecer akibat terbatasnya pasokan. Namun, pantauan di beberapa titik menunjukkan bahwa distribusi sudah kembali normal, meskipun harga di lapangan masih bervariasi dan belum sepenuhnya sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Di salah satu toko di Jalan A.M. Sangaji, gas elpiji kini dijual eceran dengan harga Rp37 ribu per tabung. Ini merupakan kali pertama toko tersebut kembali mendapatkan pasokan setelah mengalami kekosongan dalam waktu yang cukup lama.
Berbeda dengan sistem distribusi di pangkalan resmi, masyarakat bisa membeli gas di toko ini tanpa harus membawa kartu kendali atau memenuhi persyaratan khusus lainnya.
Di Jalan Abdul Wahab Syahrani, kondisi serupa juga terlihat. Sebuah toko di kawasan ini menjual gas elpiji seharga Rp35 ribu per tabung, sedikit lebih murah dibandingkan di A.M. Sangaji. Barang baru saja masuk, dan pembelian tetap bisa dilakukan secara bebas tanpa kartu kendali.
Sementara itu, di Jalan Pramuka, harga gas masih berada di angka tertinggi, yakni Rp40 ribu per tabung. Namun, dibandingkan beberapa pekan sebelumnya, pasokan di wilayah ini sudah jauh lebih stabil, sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan rumah tangga mereka.
Sebelumnya, pemerintah telah mencoba menekan lonjakan harga dan memastikan distribusi gas elpiji 3 kilogram lebih tepat sasaran melalui penerapan kartu kendali.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Samarinda, Eka Agustina, menyebutkan bahwa sebanyak 18.653 kartu kendali telah didistribusikan kepada warga miskin yang berhak mendapatkan gas bersubsidi.
Dari total 551 pangkalan gas elpiji di Samarinda, baru 404 pangkalan yang telah beroperasi menggunakan sistem kartu kendali. Artinya, masih ada lebih dari 100 pangkalan yang belum menerapkan mekanisme ini secara efektif.
Penerapan sistem ini memang bertujuan untuk memastikan subsidi gas elpiji tepat sasaran, namun pelaksanaannya masih menghadapi berbagai kendala di lapangan.
Beberapa masyarakat mengaku belum menerima kartu kendali, sementara sebagian lainnya merasa sistem ini justru menyulitkan mereka dalam memperoleh gas elpiji dengan harga resmi. Akibatnya, banyak warga tetap memilih membeli di pengecer atau toko-toko kecil yang tidak memberlakukan sistem kartu kendali, meskipun harganya lebih tinggi dibandingkan di pangkalan resmi.
Meskipun pasokan gas mulai stabil dan harga perlahan turun, harga di tingkat pengecer masih jauh dari HET yang berlaku. Pemerintah menetapkan HET gas elpiji 3kg untuk wilayah Samarinda di kisaran Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per tabung di pangkalan resmi. Namun, di lapangan, harga yang ditemukan masih berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per tabung, hampir dua kali lipat dari HET. (tha/nus)
BACA JUGA