Pemuda Kaltim Sumbang Pemikiran Ketahanan Iklim IKN Lewat Karya Ilmiah
Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggali pemikiran anak muda provinsi tersebut untuk menyumbangkan pemikiran terkait ketahanan iklim dan budaya di Ibu Kota Nusantara melalui lomba karya ilmiah.
“Lomba karya ilmiah yang kami gelar dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024, bertajuk ‘Ibu Kota Nusantara, Wujud Nyata Kota Berketahanan Iklim dan Budaya’,” kata Kepala BPPW Kaltim Rozali Indra Saputra di Ibu Kota Nusantara, Rabu.
Lomba karya ilmiah yang berlangsung 1-7 Oktober 2024 ini menetapkan tiga karya tulis terbaik. Enrico Vincensius Y H dari Institut Teknologi Kalimantan berhasil meraih juara pertama, dengan karya tulis berjudul “Perwujudan Ketahanan Iklim dan Budaya melalui Konsep Nature Based Design dan Desain Ecoculture pada Ibu Kota Nusantara (IKN) Menuju Kota yang Layak Huni dan Dicintai”.
“Fokus saya adalah penerapan langsung di IKN yang dihubungkan dengan teori tersebut. Beberapa desain IKN, baik tata kota maupun gedungnya, sudah menerapkan konsep yang saya tulis,” kata Enrico.
Implikasi karya ilmiah yang ia buat adalah bagaimana para pemuda mengembangkan ide. Mahasiswa, baik arsitektur, konstruksi, maupun desain, bisa menuangkan ide proyek ke depannya sehingga ide mereka merespons iklim dan sosial budaya di IKN.
Ia menggali berbagai referensi ilmiah, berita, dan informasi terkait IKN. Arahnya lebih ke desain kota berbasis alam dan desain ecoculture yang mengolaborasi desain berbasis alam dan budaya.
“Konsepnya meliputi infrastruktur, bangunan, tata kota, dan desain ruang publik. Ia juga mengangkat isu ruang terbuka hijau seperti perancangan Plaza Bhineka dan Sumbu Kebangsaan,” ucap dia.
Juara kedua diraih Muhammad Rangga SR dari Universitas Mulawarman dengan karya tulis “Integrasi Arsitektur dan Teknologi Modern dalam Pembangunan Ibu Kota Nusantara yang Berketahanan Iklim dengan Melestarikan Budaya”.
Rangga menekankan pendekatan arsitektur Neo Vernacular yang menggunakan teknologi modern dengan pendekatan budaya lokal.
“Sebagai putra daerah Samarinda, saya mengangkat tema vernakular Kalimantan, yaitu menggunakan batik Kalimantan dan teknologi Kalimantan,” ujarnya.
Ia berharap, karyanya menjadi aspirasi agar pembangunan IKN semakin maju dan berkembang.
Ia juga berharap, generasi muda semakin mendapatkan informasi mengenai perkembangan IKN.
Shindi Claudia Panjaitan juga dari Institut Teknologi Kalimantan memperoleh juara ketiga, mengusung judul “Mewujudkan Ibu Kota Nusantara Integrasi Kota Berketahanan Iklim dan Pelestarian Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan”.
Darwati Pratama Sari, dewan juri lomba sekaligus akademisi, mengungkapkan IKN sedang berbenah secara bertahap menjadi smart forest city dengan 60-70 persen area hijau.
“Di era digital, informasi cepat diserap melalui sosialisasi dan event. Orang-orang dengan target tepat guna bisa belajar bersama. Secara pribadi, saya sebagai dosen juga takjub melihat IKN ternyata pembangunannya sudah seperti ini,” ujarnya.
Ia menilai kualitas tulisan mahasiswa sudah baik. Gagasan mereka dari bidang arsitektur, lingkungan hidup maupun sosial sudah cukup mewakili pemikiran anak muda terhadap pembangunan IKN. (ANT)
BACA JUGA