Universitas Mulawarman dan Mesra Grup Kolaborasi Kembangkan Eduwisata IKN Nusantara

Universitas Mulawarman (Unmul) dan PT Swadaya Putra Jaya (Mesra Grup) melakukan kolaborasi untuk mengembangkan Edukasi Wisata (Eduwisata) di wilayah IKN Nusanatara.

Kerjasama itu ditandai dengan penandatangan atau MoU yang dilakukan di Unmul, Rabu (31/8). Untuk memulai langkah pembuatan platform digital berbasis database wisata edukasi di wilayah IKN Nusantara dan Kalimantan Timur.

Untuk mengawali kerjasama ini, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 2 sesi yang mengangkat tema ‘Strategi Pengembangan Produk Eduwisata IKN Nusantara untuk Mendorong Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kalimantan Timur’.

Dikutip dari KaltimFaktual.co pada FGD itu, tim kerja eduwisata dimaksud; yakni tim dari Unmul dan Mesra Grup. Mendengar masukan-masukan dari stakeholder pariwisata dan pendidikan. Sepengamatan media ini di ruang FGD, cukup banyak masukan konstruktif yang disampaikan komunitas wisata, akademisi, pelaku industri wisata, pengamat wisata, hingga jurnalis. Mengenai realita dan tantangan di dunia pariwisata Kaltim saat ini.

Ke depan, tim kerja eduwisata akan mulai mengikrahkan definisi eduwisata, parameternya, aspek apa saja yang ada di dalamnya, sampai siapa saja yang bisa terlibat di dalamnya.

Pekerjaan tahap awal yang mencakup penetapan standarisasi, riset, pengumpulan hingga penyajian data. Akan berlangsung efektif sampai Desember 2022. Saat itu, diharapkan sudah ada output alias produk keluaran kegiatan ini.

Seperti yang diharapkan berupa platform digital alias aplikasi yang di dalamnya terhimpun data dan paket wisata edukasi beserta yang menjalankannya. Sampai pada produk tulisan ilmiah, sehingga ke depan wisata edukasi bisa masuk di dalam sistem pembelajaran sebagai kurikulum.

Aplikasi eduwisata IKN ini, nantinya berbentuk aplikasi terbuka. Di mana pemilik paket wisata edukasi bisa menginput informasi sekaligus menjual paket wisatanya di aplikasi tersebut. Layaknya aplikasi toko online yang marak digunakan saat ini. Bedanya ini lebih tersegmentasi ke wisata edukasi.

Pimpinan PT Swadaya Putra Jaya, Yusan Triananda adalah satu di antara sosok besar di balik misi ini. Berikut adalah cuplikan obrolan Yusan bersama Kaltim Faktual (Group Nusantara+, Red).

“Bentuk kerja samanya (dengan Unmul) bersama-sama memikirkan konsep eduwisata untuk Kaltim terkait IKN itu bagaimana.”

“Contohnya, nanti yang mau disasar itu siapa sih di lokasi awal. Apakah penduduk (wisatawan) lokal Kaltim, nasional, atau internasional.”

“Terus untuk edukasinya itu seperti apa sih. Apakah dengan tur lalu ditunjukkan. Ataukah dengan demonstrasi. Atau lainnya.”

“Habis itu di bidang apa saja. Kan di Kaltim ini banyak tambang, kelapa sawit, kehutanan, perkebunan, kerajinan, kebudayaan, bahkan pendidikan.”

“Itu dalam konteks wisata, kan ada nilainya juga. Bukan dalam arti klasik, bepergian untuk plesir gitu. Tapi dari segi edukasinya kan ada bentuknya.”

“Seperti, melihat (proses pengolahan) kelapa sawit itu seperti ini, setelah 25 tahun seperti ini. Ekspor ke mana, harga berapa. Itu kan edukatif juga.”

“Atau kehutanan, itu tadi disebut anggrek hitam. Selain biodisertifitas, menarik juga untuk difoto, dipelajari, dan dibeli.”

“Berikutnya adalah penyiapan aplikasi. Untuk menampung semua pihak yang nanti mau terlibat di database eduwisata ini.”

“Yang membahas struktur konten bersama. Untuk yang menghubungi, menyiapkan, dan mendampingi para pelakunya. Nanti mahasiswa Unmul. Dalam rangka konsep kurikulum merdeka belajar.”

“Polnes juga ada. Berapa perguruan tinggi yang terlibat saya belum tahu pastinya.”

“Produknya ya nanti ada kurikulum dalam tanda petik. Pola eduwisata dengan konten paket yang nanti bisa menjadi rujukan buat semua. Bahkan secara nasional.”

“Lalu khusus pelakunya di sini. Didata, kuliner di mana, kalau ada yang mau demonstrasi geowisata di daerah mana. Desa mana. Ada kesiapan tidak di sana.”

“Aplikasi itu nanti jalan, ke depan bisa dipakai oleh semua dan diisi sendiri. Tidak lagi dalam konteks proyek ini.”

“Rencana Desember ya (di-launching). Rencananya sebulan ini kan menggodok struktur, habis itu melihat (progres) aplikasi.”

“Berikutnya, mulai menghubungi pihak-pihak yang cocok. Kan strukturnya sudah ada tuh. Setelah itu baru mulai pendampingan dan pelatihan untuk mengisi database ini.” (*)

Tinggalkan Komentar