Kepiting Bakau Anggana Primadona, Pemprov Kaltim Dorong Penambahan Produksi
Ribuan ton Kepiting Bakau asal Anggana dikirim ke sejumlah negara saban tahunnya. Tapi belum juga memenuhi permintaan pasar internasional. Pemprov Kaltim pun berupaya menggenjot lagi produktivitasnya.
Nelayan Kepiting Bakau Anggana, Kutai Kartanegara sudah beberapa tahun ini memasuki pasar ekspor. Kualitas kepiting asal daerah ini disukai konsumen internasional. Sehingga jumlah permintaannya terus meningkat seiring waktu.
Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim, Helvin Syahruddin.Mengatakan negara tujuan Kepiting Bakau asal Anggana di antaranya Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Australia.
“Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil Kepiting Bakau dan sudah merambah pasar ekspor,” ujarnya belum lama ini.
Tingkat ekspor tertinggi terjadi tahun lalu. Sebanyak 1.800 ton diekspor ke berbagai negara, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi warga setempat untuk terus mengembangkan, seiring masih tingginya permintaan pasar.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya meningkatkan produksi Kepiting Bakau di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) , melalui Pelatihan Budi Daya dengan Pola Teknologi Tepat Guna (TTG).
Melalui pelatihan budi daya kepiting bakau yang dikemas Workshop TTG selama tujuh hari mulai 7-13 November. Masyarakat setempat diharapkan bisa lebih meningkatkan produktivitas kepiting, karena tidak hanya budi daya di tambak dan mengambil dari alam atau dari hutan bakau, tapi budi daya dengan cara modern.
“Budi daya secara modern ini adalah sistem hidroponik, yakni sistem budi daya kepiting yang bisa dilakukan di ruang terbatas sekalipun, baik di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Melalui sistem ini, maka kualitas dan ukuran bisa diatur dan dilakukan secara berkelanjutan,” ucap Helvin.
Untuk diketahui, ekspor Kepiting Bakau dari Anggana ke sejumlah negara tujuan tersebut sempat anjlok pada 2020 akibat badai COVID-19. Terlebih kala itu sempat ada isu bahwa virus COVID-19 bisa menular melalui ikan dan kepiting yang dikirim antarnegara, sehingga makin lengkap pelemahan ekspor komoditas Kepiting.
Di tahun 2020, ekspor Kepiting Bakau dari Anggana hanya 195 ton, namun tahun 2021 naik menjadi 1.800 ton, pembudidaya bersama nelayan dan eksportir kepiting bangkit dari keterpurukan, sedangkan ekspor kepiting pada Januari-Agustus 2022 baru tercatat 895 ton. (
BACA JUGA