Kadiskominfo Kaltim Bicara Infrastruktur Digital di Forum DTI-CX 2023
Perkembangan transformasi digital di Kalimantan Timur (Kaltim) masih terhambat oleh kendala infrastruktur telekomunikasi yang belum memadai. Geografis Kaltim yang luas dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit membuat para provider IT enggan berinvestasi dalam membangun perangkat telekomunikasi, sehingga akses telekomunikasi di daerah ini lambat berkembang.
Menanggapi situasi ini, Muhammad Faisal selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Provinsi Kaltim, menyampaikan pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan akses yang tidak terakomodir oleh pihak swasta. Dalam penyediaan akses telekomunikasi yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat, diperlukan semangat merah putih.
Faisal berbicara mengenai data eksisting di Kaltim, di mana wilayahnya memiliki luas mencapai 127.347 km², hampir setara dengan Pulau Jawa. Namun, hanya dihuni oleh sekitar 3,8 juta penduduk.
Sebagian wilayah Kaltim juga masih didominasi oleh kawasan hutan. Dan sulitnya akses antar daerah di wilayah pedalaman. Kondisi itu, menyebabkan provider IT enggan membangun tower Base Transceiver Station (BTS) karena dianggap kurang menguntungkan secara bisnis.
Hal itu disampaikan Faisal, saat berbicara di forum konferensi nasional, Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI CX) 2023.
“Kondisi di Kaltim ini merupakan tantangan nyata. Pembangunan tower BTS dari satu ujung ke ujung wilayah yang luas seperti ini memerlukan investasi yang luar biasa. Tapi begitu sampai di ujung masyarakatnya hanya beberapa KK (Kepala Keluarga) saja. Kalau dibiarkan begitu terus, di mana bendera merah putihnya. Pemerintah harus hadir mengatasi permasalahan itu,” jelas Faisal menjelaskan kondisi Kaltim kepada para peserta DTI-CX yang hadir di sesi diskusi panel pada Kamis (27/7/2023) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Sebagai Ketua Asosiasi Diskominfo Seluruh Indonesia (ASKOMPSI), Faisal mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah. Dengan tujuan untuk mempercepat transformasi digital yang bukan sekadar angan-angan.
“Kita bisa berkolaborasi yaa, pemerintah dan swasta. Pemerintah kabupaten/kota sediakan lahan, Pemprov bangun towernya, masyarakat bantu mobilisasi material misal kalau harus lewat sungai atau rawa. Sementara pihak ketiga siapkan perangkat BTS-nya,” usul Faisal.
Kendati demikian, ia mengakui kini dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim telah mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Saat ini, rencananya akan dibangun 50 tower BTS di kabupaten/kota sekitar IKN untuk menunjang perkembangan infrastruktur digital.
Diskusi panel di acara DTI-CX 2023 berlangsung interaktif, melibatkan enam pembicara lain.
Di antaranya adalah Yudhistira Nugraha Director Jakarta Smart City, Edi Yusuf Wirawan, Chair of The Information and Communication Technology Sector Industrial Estate Association of Indonesia (HKI), Feby Sallyanto Chief Enterprise Officer XL Axiata, Meyer Silaban dari PT Telkom Indonesia, Yanto Yulianto dari PT MRT Jakarta, dan Daniella Elisabeth, Business Development Manager ELO Digital.
Para pembicara ahli tersebut membahas topik menarik dengan tema “Shaping The Future of Indonesia’s Smart Cities Through Digital Transformation” dalam forum DTI-CX 2023. (KRV/diskominfokaltim/nus)
BACA JUGA