Lomba Bertutur, Cara DPK Kaltim Arsipkan Cerita Rakyat lewat Anak-Anak
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim menggelar lomba bertutur cerita rakyat. Lewat lomba ini, DPK tidak hanya meningkatkan literasi dan minat baca anak. Namun juga secara tak langsung ikut mengarsipkan cerita rakyat melalui generasi penerus.
Lomba bertutur ini memiliki beberapa persyaratan. Selain pesertanya anak-anak SD kelas 4-6. Cerita yang dibawakan haruslah cerita rakyat daerah atau cerita lokal daerah masing-masing, khususnya wilayah Kaltim.
Misi utamanya, yakni memperkenalkan anak-anak di Kaltim untuk lebih dekat dengan buku, perpustakaan, hingga semakin dekat dengan literasi. Selain itu, juga mengenalkan anak-anak dengan cerita rakyat di daerahnya.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Daerah Kalimantan Timur (Kaltim), Taufik mengaku upaya ini sebagai upaya memperkenalkan budaya sejak dini.
“Dari dini sudah kita biasakan mencintai akar budaya lokal di daerahnya. Jadi cerita yang mereka angkat dalam perlombaan itu harus cerita yang berakar dari kondisi lokal di daerahnya. Konten lokal,” jelas Taufik baru-baru ini.
Kata Taufik, ceritanya bebas tentang apa saja. Tidak harus yang terkenal atau sudah diketahui masyarakat umum. Asalkan mengandung muatan lokal cerita rakyat daerah. Dan bersumber dari daerah anak itu. “Cerita rakyat dari Berau, Bontang dan sebagainya. Persyaratan nya harus itu. Jadi mereka harus mengangkat cerita rakyat di daerah masing-masing,” tambahnya.
Karena dalam lomba ini, cerita rakyatnya dituturkan. Secara tidak langsung juga sebagai upaya mengarsipkan cerita rakyat melalui anak-anak Kaltim.
Sebab, cerita akan didengar banyak orang. Dikenal, dan tersebar luas. Sehingga dapat diceritakan dan diteruskan ke generasi selanjutnya. Dan cerita tetap terlestarikan secara turun menurun. (ens/jek/nus)
BACA JUGA