Dua Kali Meleset dari Target, Dewan Kasih Catatan Proyek Teras Samarinda
Proyek Teras Samarinda tahap 1 kembali meleset dari target. Perpanjangan pengerjaan kedua belum cukup. Kini masuk ke perpanjangan ke-3 kali yang ditargetkan rampung Mei mendatang.
Rencana Wali Kota Andi Harun menyulap Tepian Mahakam menjadi Teras Samarinda masih terus berjalan. Proyek ini diketahui masih berjalan cukup panjang. Karena terbagi menjadi beberapa tahap.
Untuk Segmen I tahap II Teras Samarinda, sedang dalam proses lelang. Sementara tahap I nya hingga kini tak kunjung rampung. Padahal megaproyek pemkot ini awalnya ditargetkan rampung pada akhir tahun 2023 lalu.
Kontraktor lalu meminta tambahan waktu 50 hari, perpanjangan pertama. Eh, Januari belum beres juga. Jadi kembali diperpanjang 50 hari lagi. Namun kembali meleset. Kini sudah jalan perpanjangan ke-3 hingga Mei. Kendalanya masih sama. Berbagai material yang dipesan dari luar negeri. Perlu waktu. Beberapa masih di Bea Cukai. Ditambah ada yang rusak di jalan, hingga harus dipesan ulang. Menghambat pekerjaan.
Selain itu, pada pekan ini, pengerjaan proyek belum bisa berjalan lancar. Sebab sebagian besar pekerja yang berasal dari luar Samarinda, masih belum kembali dari mudik Lebaran kemarin. Senin kembali normal.
DPRD memberi banyak catatan pada proyek ini. Pertama dari molornya proyek, lalu material yang seharusnya dipesan melalui cara yang mudah, hingga jumlah UMKM dan area parkir yang masih jadi pertanyaan.
Anggota Pansus LKPJ sekaligus Anggota Komisi II DPRD Abdul Rohim mengaku terkejut. Sebab rencananya, Teras Samarinda akan dibarengi dengan pemberdayaan UMKM. Namun realisasinya berbeda.
“Ternyata di sini cuman disediakan 4 kios, UMKM mana yang bisa diberdayakan jika hanya 4 kios, kalau 40 mungkin iya. Itu catatan kita,” jelasnya ketika meninjau Teras Samarinda Kamis 28 April 2024.
“Jadi ngomong-ngomong soal pemberdayaan dengan tepian ini apa? Kita merasa oke (setuju proyek) karena ada korelasinya dengan pemberdayaan UMKM perekonomian. Ternyata cuman 4 kios,” tambahnya.
Lalu melihat berbagai material yang masih terkedala di perjalanan. Abdul Rohim tak optimis akan sesuai target. Khawatir molor lagi. Menurutnya pesan material di luar negeri, jadi menyusahkan diri sendiri.
Catatan lain, Teras Samarinda sendiri diproyeksikan tidak diperbolehkan parkir di area itu. Sehingga pemkot harus memikirkan lahan di luar Teras Samarinda sebagai area parkir warga yang akan ke Teras Samarinda.
Berbagai evaluasi ini, kata Abdul Rahim bakal disampaikan saat pembahasan LKPJ. DPRD Kota Samarinda bakal menegur pemkot atas proyek Teras Samarinda ini. Dan pemkot harus mengevaluasi kontraktor.
“Pemkot bisa mengganti kontraktornya karena terlambat, pasti ada denda. Tapi poinnya keterlambatan akan menggangu hal-hal di belakangnya,” kata Abdul Rohim. “Kemarin komitmennya akan selesai, tidak ada perpanjangan lagi. Kita akan lihat nanti. Tapi kalau kita lihat hasil sidak sepertinya akan meleset lagi,” pungkasnya.
Terpisah, Konsultan Pengawas Teras Samarinda Tahap I Jati Nugraha, menyebut saat ini sisa finishing sembari menunggu material yang dipesan di luar negeri. “Ini tinggal finishing, kita akan poles lagi. Kemudian pengerjaan untuk tanaman karena ini miring kita menggunakan penahan longsor. Lalu elektrikal lampu, lighting, sound system,” jelasnya di Teras Samarinda.
“Tinggal sedikit dan kita sengaja tinggal karena untuk mobilisasi material,” tambahnya. Jati mengaku untuk pemesanan material dari luar bukan tanpa alasan. Misalnya lighting yang dari China dan Membran dari Belgia. Selain itu ambil dari produk lokal Indonesia. Katanya, sudah sesuai RAB.
“Yang dari luar ini materialnya tidak ada di Indonesia. Dan kami mencari kualitasnya agar ketahanannya lebih bagus sehingga 20-30 tahun masih bertahan,” katanya. Melihat apa yang tengah dikerjakan. Jati optimis proyeknya bakal rampung Mei mendatang sesuai dengan target. (ens/dra/nus)
BACA JUGA