Dukung Evaluasi Kurikulum Merdeka Belajar, Darlis Dorong Penguatan Wawasan Kebangsaan

Anggota DPRD Kaltim Muhammad Darlis. (KF)

Anggota DPRD Kaltim Muhammad Darlis mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan belakangan ini. Ia pu mendukung adanya evaluasi kurikulum Merdeka Belajar.

Ia menjelaskan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, telah merencanakan untuk mengevaluasi Kurikulum Merdeka. Meninjau sejauh mana efektivitas Kurikulum Merdeka dalam peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.

Darlis pun mendukung langkah tersebut, karena menganggap telah terjadi kemunduran dari kebijakan sebelumnya.

“Begini, jangan anak-anak kita terlalu dirumitkan dengan begitu banyak kurikulum yang atas nama wawasan nasional, wawasan ke-internasional-an, yang mengikuti tren pendidikan dunia barat,”

“Tetapi kita lupa bahwa ada nilai-nilai tertentu yang harusnya kita tetap pertahankan,” kata Darlis belum lama ini.

Menurutnya pemerintah juga harus membatasi diri untuk mengganti-ganti kurikulum yang malah memberatkan anak-anak bahkan mengorbankan kualitas dan nilai-nilai kebangsaan pada peserta didik saat ini.

Darlis mengaku prihatin ada anak-anak yang tidak mengerti apa itu MPR, DPR, dan lainnya. Menurutnya itu merupakan cermin dari kurikulum pendidikan yang ada saat ini yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir.

“Kita harus menjadikan pelajaran bahwa ada hal, ada prinsip yang harus kita koreksi terhadap proses pengajaran di negara kita. Termasuk dorongan terus sekolah-sekolah untuk penguatan wawasan kebangsaan kepada para siswa,” pungkasnya.

Diketahui, beberapa tahun terakhir, sejak kurikulum Merdeka Belajar diterapkan, siswa dan guru memang memiliki lebih banyak kebebasan dalam proses belajar mengajar. Dengan harapan, proses belajar dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing siswa.

Sayangnya kondisi pembelajaran di lapangan tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa catatan justru muncul karena sistem kurikulum yang merdeka itu. Bahkan sejumlah pihak menilai terdapat kemunduran secara akademis yang terjadi secara struktural. (kf/red)

Tinggalkan Komentar