Forum Lintas Perangkat Daerah, Bahas Strategi Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Forum Lintas Perangkat Daerah (FLPD) yang digelar Bappeda Provinsi Kaltim.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Forum Lintas Perangkat Daerah sebagai bagian dari proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah 2025–2029 serta Rencana Kerja (Renja) tahun 2026.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun saran, koreksi, dan masukan dari para pemangku kepentingan, terutama terkait dengan output program serta memperkuat sinergi lintas sektor dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan daerah.

Salah satu fokus utama forum kali ini adalah isu peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang dibahas, Selasa (22/4/2025) di Aula Kantor DPMPD Kaltim, Jalan MT. Haryono, Samarinda.

Kegiatan dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Sumber Daya Alam, Perekonomian Daerah, dan Kesejahteraan Rakyat, Arief Murdiyatno, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas partisipasi para peserta forum.

“Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dalam forum lintas perangkat daerah ini. Kita fokus pada sasaran kelima dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, yakni peningkatan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Arief.

Menurutnya, forum semacam ini sangat penting untuk menyatukan persepsi serta langkah antar instansi, khususnya dalam mengintegrasikan program-program pembangunan kesehatan ke dalam dokumen perencanaan daerah secara lebih sistematis dan tepat sasaran.

Forum menghadirkan tiga narasumber, yaitu: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, dr. Jaya Mualimin, Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Indah Puspitasari dan Kepala Bidang Kelembagaan Sosial dan Budaya Masyarakat DPMPD Kaltim, Roslindawaty.

dr. Jaya Mualimin dalam paparannya menekankan pentingnya pemerataan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan sebagai fondasi menuju generasi emas Kaltim. Ia menggarisbawahi lima poin utama yang menjadi prioritas, diantarnya; pemenuhan infrastruktur dan sarana prasarana fasilitas kesehatan, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan, peningkatan mutu layanan kesehatan, digitalisasi sistem informasi kesehatan, penguatan strategi promotif dan preventif.

Sementara itu, Indah Puspitasari menyoroti tantangan yang dihadapi rumah sakit RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Rumah sakit masih menghadapi berbagai tantangan seperti kerentanan terhadap banjir, keterbatasan area parkir, kurangnya penerapan konsep green hospifal, serta belum memadainya sarana prasarana dan ruang rawat jalan untuk mendukung peningkatan layanan.

Roslindawaty dari DPMPD menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam memperkuat upaya promotif dan preventif. Menurutnya, edukasi masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan di desa-desa bisa menjadi ujung tombak peningkatan kesadaran hidup sehat.

Dalam sesi diskusi, para peserta yang berasal dari berbagai OPD juga aktif memberikan masukan, mulai dari pentingnya revitalisasi Puskesmas hingga perlunya inovasi layanan kesehatan berbasis digital yang terintegrasi dengan data kependudukan.

Menurut Arief, keberhasilan Kalimantan Timur sebagai pusat ekonomi baru nasional akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. “Kita butuh tekad dan semangat yang kuat untuk membangun SDM yang unggul dan produktif,” tegasnya.

Dengan adanya forum ini, diharapkan arah kebijakan pembangunan daerah, khususnya sektor kesehatan, bisa lebih terarah, terukur dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Kalimantan Timur. (tp/pt/portalkaltim/nus)

Tinggalkan Komentar