Gas Melon Langka, Pertamina: Bukan Karena Kuota

gas melon

Gas elpiji ukuran 3 kilogram mengalami kelangkaan di beberapa seperti Samarinda, PPU dan Balikpapan. Kelangkaan ini disebut bukan karena minimnya stok dan distribusi dari Pertamina.

Beberapa agen di Samarinda mengatakan kekosongan gas disebabkan adanya aksi panic buying dan penimbunan stok di masyarakat.

Admin Agen Gas LPG Bersubsidi PT Ranu Samarinda, Fredi, mengungkapkan bahwa stok gas di agen saat ini masih tersedia. Untuk pendistribusian nya mereka ke pangkalan-pangkalan gas LPG.

“Kalau kita prioritasnya jualnya  ke pangkalan langsung. Pangkalan biasa yang tugasnya ke rumah-rumah itu,” ungkapnya, Rabu 10 Januari 2024.

Terkait penyaluran gas ke pangkalan, dalam sehari tidak bisa diperkirakan. Tergantung dengan ketersediaan dan kebutuhan stok LPG 3 Kilo di pangkalan. Untuk stok ketersediaan tabung per harinya sebanyak 216 tabung yang siap disalurkan. 

“Selama ini tidak ada kendala, cuman mungkin stoknya sedikit. Pangkalan yang dikasih yang benar benar habis saja. Kadang juga pangkalan gak mau ambil juga karena stok masih ada,” terangnya.

“Misalnya stoknya di sana masih ada jadi kami tidak kasih. Kalau habis kita kasih, tergantung pangkalannya. Jualan nya cepat, kita kasih cepat juga gasnya,” sambungnya.

Untuk mengatasi kelangkaan gas melon saat ini. Pihaknya telah melakukan operasi pasar sebanyak 128 tabung belum lama ini. Dengan harga yang di tawarkan yakni Rp18 ribu sesuai dengan harga HET nya. “Itu gak sampe 20 menit habis. Dan syaratnya KTP nya terdaftar sebagai penerima LPG 3 kg,” jelasnya.

Sementara itu, Pengecer tabung gas di Samarinda, Hendra mengungkapkan bahwa saat ini gas 3 kilo telah langka sejak tanggal 1 Januari 2024 lalu. “Iya, langka betul ini. Orang ini kasihan tiap hari cari kemana mana,” ungkap Hendra.

Hendra mengaku dalam sehari dirinya hanya mampu menjual 15 tabung gas LPG 3 kg. Padahal, permintaan dari masyarakat mencapai puluhan tabung per hari.

“Satu bijinya saya jual Rp26 ribu. Ya kalau masalah harga standar lah. Tapi langkanya ini. Kalau langka kaya gini 2 mingguan baru ada,” kata Hendra.

Menanggapi kondisi ini, Area Manager Comm, Relations & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan bahwa kuota dan stok gas LPG 3 kg di Kaltim hingga kini aman. Dengan rata-rata ketahanan stok selama 12 hari akumulatif.

“Kalau operasi pasar di Balikpapan sejauh ini belum dilakukan mengingat permasalahan tidak terjadi di kuota atau stok LPG 3 kg di Terminal LPG kami,” kata Arya.

Namun, untuk wilayah Samarinda, Pertamina telah melakukan penambahan penyaluran sebanyak 30.800 tabung selama tanggal 9-12 Januari 2024.  “Karena memang ada peningkatan kebutuhan di sana,” jelasnya.

Untuk memastikan pendistribusian LPG tepat sasaran, Pertamina menerapkan kebijakan baru yang wajib menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat pembelian LPG 3 Kg bersubsidi di pangkalan resmi.

“Jika terdapat kekurangan stok di pangkalan, kami akan langsung memberitahukan ke agen LPG setempat untuk pengiriman dan pemenuhan stok agar kebutuhan masyarakat terpenuhi,” kata Arya.

Selain itu, Pertamina juga menjamin harga eceran tertinggi (HET) di pangkalan resmi, seperti contohnya di Kota Samarinda sebesar Rp18 ribu per tabung.

 “Di luar pangkalan resmi seperti pengecer, Pertamina tidak menjamin harga sesuai HET dan Pertamina juga tidak dapat menindak pengecer karena bukan penyalur resmi.” pungkasnya. (dmy/nus)

Tinggalkan Komentar