Komitmen Pemprov Kaltim Membangun Infrastruktur Berkelanjutan: dari Pedalaman hingga Perbatasan
Pemprov Kaltim menyadari jalan merupakan prasarana transportasi yang mempunyai peran penting dalam ekonomi, sosial, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta digunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Jalan berperan untuk pendistribusian barang atau jasa, yang berarti merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Jalan merupakan infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan dan kelancaran roda perekonomian.
Sejak awal kepemimpinan, Gubernur Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi sudah menegaskan komitmen tersebut. Bahwa pembangunan harus merata untuk semua kabupaten dan kota.
Tidak terkecuali daerah perbatasan dan pedalaman seperti Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu) yang juga perbatasan negara dengan Malaysia. Yang selama ini kerap menjadi keluhan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan konsentrasi sesuai visi dan misi Kaltim Berdaulat. Salah satunya untuk pembangunan bidang insfratruktur kewilayahan. Isran – Hadi meyakini, insfratruktur yang baik akan menjadi urat nadi ekonomi kawasan itu di masa depan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang (PUPR Pera) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda atau akrab disapa Nanda menjelaskan sejak tahun pertama kepemimpinan Gubernur Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi pembangunan infrastruktur perbatasan selalu menjadi perhatian.
Bahkan saat pandemi Covid-19 yang mengharuskan banyak refocusing anggaran, alokasi untuk jalan dan jembatan di Kutai Barat dan Mahulu tetap jalan.
“Untuk ruas jalan Tering (Kutai Barat) – Ujoh Bilang (sampai batas Mahulu) total penanganan tahun 2019 – 2021 dalam bentuk perkerasan aspal 24,93 km, cut/fill dan timbunan pilihan 14,36 km. Kita juga bangun 6 jembatan panel,” jelas Nanda, beberapa waktu silam.
Total alokasi anggaran untuk penanganan 2019 – 2021 sisi Kutai Barat, pembangunan jalan sebesar Rp119.3 miliar dan pembangunan jembatan Rp23,2 miliar. Total Rp142,5 miliar.
Alokasi juga dikucurkan untuk pembangunan jalan dari Mahulu untuk ruas jalan Ujoh Bilang – Long Bagun – Long Pahangai.
Total penanganan jalan tahun 2015 – 2021 berupa cut/fill dan timbunan pilihan sepanjang 89,50 km. Total penanganan jembatan tahun 2015 – 2021 terdapat 20 titik (bailey) jembatan panel.
“Dalam periode itu, total anggaran pembangunan jalan di Mahulu sebanyak Rp101,4 miliar. Sedangkanpembangunan jembatan Rp75,6 miliar. Jadi total Rp177 miliar,” beber Nanda.
Tahun 2022 ini, Pemprov Kaltim kembali mengalokasikan anggaran untuk ruas jalan Tering – Ujoh Bilang sebesar Rp29,3 miliar berupa perbaikan geometrik jalan (cut and fill) dan pelebaran jalan.
Sementara untuk sisi Mahulu (Ujoh Bilang – Long Bagun – Long Pahangai) dialokasikan sebesar Rp28,5 miliar untuk perbaikan geometrik jalan (cut and fill), pelebaran jalan dan saluran (aramco/pipa baja bergelombang).
Untuk pembangunan jembatan di tahun 2022 di Mahulu terdapat dua jembatan di ruas jalan Long Bagun – Long Pahangai dengan nilai pagu Rp6,2 miliar dan nilai pagu pemasangan Rp4 miliar.
“Kita juga bangun jembatan yang lebih besar yakni Jembatan Mubong di ruas yang sama Long Bagun – Long Pahangai dengan nilai Rp20 miliar,” tambahnya.
Tahun 2023, untuk Kutai Barat dan Mahulu Pemprov Kaltim akan tetap melanjutkan rencana pembangunan jalan dan jembatan. Alokasi anggaran pembangunan jalan Tering – Ujoh Bilang (Kutai Barat) sebesar Rp24,4 miliar.
Alokasi anggaran pembangunan jalan Ujoh Bilang – Long Bagun – Long Pahangai (Mahakam Ulu) sebesar Rp21,4 miliar.
“Sedangkan untuk pekerjaan jembatan kami akan survei lebih dulu bersama Dinas PUPR Mahulu. Insyaallah bulan ini,” pungkasnya.
Jalan perbatasan dan pedalaman Kaltim terus menjadi perhatian. Hingga tak ada lagi jalan yang putus atau tidak mulus. Tak hanya diperkotaan, namun smapai pedalaman hingga perbatasan. (***)
BACA JUGA