Puncaki Indeks Kemerdekaan Pers, Kaltim Komitmen Pertahankan Iklim Kondusif
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menorehkan prestasi tertinggi dalam sejarah penilaian Indeks Kemerdekaan Pers (IKP). Tahun ini, Kaltim memuncaki peringkat pertama nasional dengan skor 83,78 poin. Mengungguli Provinsi Jambi dan Kalimantan Tengah.
Skor itu bahkan jauh di atas rata-rata IKP nasional dengan poin 77,88. Hal itu menunjukkan, iklim kemerdekaan pers sebagai bagian penting berjalannya sistem demokrasi, telah berjalan cukup baik di Bumi Etam.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal mengaku bersyukur atas capaian prestasi ini. Tingginya peringkat IKP yang diraih Kaltim pun tak terlepas dari peran seluruh pihak. Baik media, pemerintah daerah, dan masyarakat umum.
Namun hal yang ditekankan Faisal dari capaian ini, adalah upaya mempertahankan iklim kondusifitas pers daerah.
“Yang paling terasa, kita terbebani untuk menjaga prestasi ini. Bukan hanya agar peringkat ini tidak turun, tapi bagaimana iklim kondusif yang sudah terbangun, tetap terjaga dengan baik,” kata Faisal saat menjadi salah satu narasumber dalam Program Obrolan Santai, Ngapeh di kanal TVRI Kaltim, Rabu (28/12/2022).
Faisal yang telah lama berkutat dengan dunia kehumasan ini juga menerangkan, salah satu andil besar dalam terwujudnya iklim kebebasan pers yang baik, adalah peran pimpinan. Karakter pimpinan daerah, kata dia, sangat menentukan bagaimana kehidupan pers akan berjalan.
“Profil pimpinan kita sangat menentukan. Kalau saya ini orang humas, semua saya rangkul. Tapi kalau karakter pimpinan kita tidak seperti itu, ya tidak bisa jalan juga. Dan kita bersyukur punya Gubernur seperti Pak Isran, dimana beliau sangat terbuka dengan insan media,” ujar mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Samarinda ini.
Senada, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, Endro S Effendi menuturkan, karakter Isran Noor sebagai Gubernur Kaltim yang cenderung santai menghadapi media, membuat suasana pers daerah menjadi lebih kondusif.
“Sangat membentuk iklim kemerdekaan pers. Respon beliau yang santai kepada media dengan segala bentuk framing dan sebagainya, membuat suasana tetap kondusif. Bayangkan kalau kita punya gubernur baper, dikit-dikit lapor, pasti suasana tidak akan tenang seperti sekarang,” ujar Endro.
Dengan karakter pimpinan seperti itu, energi yang tumbuh antara pemerintah dan media pun menjadi positif. Pemerintah dapat fokus dalam pembangunan dan media fokus pada edukasi masyarakat. (dis)
BACA JUGA