Soal Longsor di Perumahan Keledang Mas, Deni Hakim Anwar: Relokasi Solusi Paling Memungkinkan

Permasalahan longsor di Perumahan Keledang Mas masih jadi perhatian khusus, DPRD pun kemudian kunjungi lokasi langsung dan sebut bahwa relokasi adalah solusi paling memungkinkan bagi warga terdampak.
Upaya dari permasalahan ini masih jadi perhatian Pemkot Samarinda. Persoalan longsor yang terjadi di Perumahan Keledang Mas ini bermula sejak Mei 2023 lalu. Adapun longsor ini terjadi akibat pergerakan tanah yang kemudian merusak rumah warga di blok BS dan BW.
Pada Senin 10 Februari pun Komisi III DPRD sambangi langsung lokasi tersebut. Dihadiri Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar bersama dinas terkait, kunjungan lokasi tersebut tak lain untuk meninjau dan mencarikan solusi terbaik dari longsor yang terjadi.
Kedatangan ini dalam rangka memastikan pihak pengembang dalam hal ini, adalah PT Sinar Mas bisa memberi memastikan adanya penanganan dari kejadian tersebut. “Karena permasalahan yang muncul ini masih bagian dari tanggung jawab mereka,” kata Deni Hakim Anwar saat diwawancarai Senin 10 Februari 2025 lalu.
Deni pun menyebutkan pihaknya sudah menyampaikan kepada pengembang bahwa kedatangan yang ingin dilakukan selanjutnya tidak hanya sebagai diskusi saja. Namun, ada pihak pimpinan dari pengembang yang akan menyampaikan solusi terkait permasalahan longsor yang berdampak pada warga Samarinda tersebut.
Ia juga ingin memastikan komitmen pihak pengembang terkait penanganan dampak longsor yang terjadi di perumahan itu. Jika komitmen itu belum disanggupi, Deni menyebutkan pemkot memberi penawaran untuk mengambil alih penanganan Perumahan Keledang Mas tersebut. “Kalau memang tidak sanggup dijalankan oleh pengembang, ini akan diambil oleh pemerintah supaya ada kepastian terhadap mereka (korban terdampak),” jelas Deni.
Apalagi ditambah dengan cuaca ekstrim belakangan ini, potensi adanya masalah longsor yang besar pun Deni sebut bisa saja terjadi. Dalam kunjungan tersebut ia pun menyaksikan bagaimana pergerakan tanah yang kini dampaknya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. “Dari dulu yang terdampak hanya 7 rumah, menjadi 16 sampai 20 rumah,” pungkasnya saat ditemui Senin, 10 Februari lalu.
Ia pun menyebut dalam waktu dekat akan memanggil pimpinan dari pengembang Perumahan Keledang Mas untuk mempertegas keputusan. Apakah mereka siap untuk memperbaiki kerusakan dan mengantisipasi longsor yang ada, atau menyerahkan kebijakan tersebut kepada Pemerintah Kota Samarinda. “Pemerintah kota tidak bisa leluasa kalau seandainya tidak ada serah terima aset dari pengembang,” ungkap politisi fraksi Gerindra tersebut.
Mengenai perizinan, Deni mengatakan bahwa pihak dari perumahan tersebut sudah memenuhi izin yang ada. Hanya saja yang jadi permasalahan adalah tanggung jawab pengembang terhadap kejadian longsor yang masih abu-abu.
Adapun solusi atas kejadian ini sudah dipertimbangkan. Yang pertama yaitu retaining wall atau pembentukan tembok. Sebagai informasi, retaining wall sendiri adalah solusi untuk mencegah longsor dengan struktur dinding yang dirancang untuk menahan pergerakan tanah dan mencegah erosi.
Pihaknya juga mempertimbangkan solusi pembangunan retaining wall atau dinding penahan tanah. Namun, saat dilakukan uji coba dengan menggali hingga kedalaman 6 hingga 12 meter, dasar tanah yang stabil belum ditemukan. Kondisi ini menjadi pertimbangan serius karena tanpa fondasi yang kuat, retaining wall justru berisiko memperburuk pergerakan tanah.
“Yang kita khawatirkan kalau dibangunkan tembok, takutnya nanti menjadi beban lagi, tanah yang tergelincir akan semakin jalan lagi,” katanya.
Sehingga, Deni menyebutkan bahwa solusi relokasi adalah saran yang paling memungkinkan untuk disampaikan kepada pihak pengembang. Jika pengembang memiliki lahan berlebih di sekitar perumahan, maka lahan tersebut disarankan diberikan kepada masyarakat yang terdampak longsor tersebut. “Sehingga mereka bisa beraktivitas lebih aman dan nyaman,” pungkas Deni. (tha/nus)
BACA JUGA