Alhamdulillah, Angka Kematian Ibu dan Anak di Kaltim Menurun

kematian ibu dan anak

Angka kematian ibu dan anak di Kalimantan Timur menurun. Pencapaian ini adalah salah satu yang dibeberkan Dinas Kesehatan Kaltim pada 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin mengungkapkan, kasus kematian ibu pada 2017 hingga 2022 mengalami fluktuasi.

Pada 2017 terdapat 105 kasus. Namun di 2018 mengalami penurunan sebanyak 74 kasus. Lalu, pada 2019  hingga 2022 mengalami penurunan yang signifikan yakni 73 kasus kematian ibu.

“Per Oktober 2023 tercatat 46 kasus kematian ibu. Tapi dari angka ini ada sekitar 11 orang dari lima provinsi yang bukan warga Kaltim,” jelasnya.

Menurut Jaya, penyebab kematian ibu ini yakni pertama, pendarahan yang berkaitan dengan perubahan dalam darah selama proses kehamilan.

Kedua, faktor kesehatan kondisi fisik sang ibu. Seperti hipertensi, infeksi, gangguan darah, gangguan metabolik, masalah jantung dan Covid-19.

“Kemudian penderita hipertensi sama juga, penduduk yang mengalami hipertensi bisa dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.

Sementara itu, Untuk tren kematian bayi (0-11) bulan di Kaltim mengalami penurunan drastis di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat, jumlah kematian bayi pada tahun 2017 sebanyak 605, tahun 2018 sebanyak 668, tahun 2019 sebanyak 688.

Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan yakni 662 dan kembali mengami kenaikan yang drastis pada tahun 2021 sebanyak 702. “Untuk kematian bayi kita lihat trennya menurun. Di tahun 2022 jumlah kematian bayi sebanyak 636,” jelasnya.

Untuk meminimalkan kasus kematian ibu dan anak ini. Dinkes Kaltim telah memusatkan perencanaan renstra di sejak tahun 2023 hingga tahun ini melalui beberapa upaya, guna meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar.

Upaya yang dilakukan Dinkes Kaltim tersebut yakni dibagi menjadi empat indikator berdasarkan tujuan dan sasarannya.

Indikator pertama yaitu, melalui usia harapan hidup yang berhasil terealisasi sebesar 74,72 tahun dari target di 2023 sebesar 74,75 tahun. Kemudian, indikator jumlah kematian ibu yang meningkat sebanyak 72 kasus dari 70 kasus. “Tambahnya 2 kasus kematian ini berasal dari ibu melahirkan yang ada di IKN,” jelas Jaya.

Dalam upaya untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar didapatkan presentasi fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi sebanyak 96,34 persen dari target 80 persen.

“Kita berhasil meningkatkan faskes berakreditasi baik jauh lebih dari pada target kita jadi 96,34 persen,” pungkasnya. (dmy/nus)

Tinggalkan Komentar