Tingkatkan Kapasitas Tim Medis, Dinkes Kaltim Gelar Lokakarya Hadapi Ancaman Penyakit TBC RO
Provinsi Kalimantan Timur sedang menghadapi ancaman kesehatan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO). Jumlah kasus tahun ini sebanyak 120 kasus, meningkat dibanding tahun lalu sebanyak 114 kasus.
Menyikapi kondisi ini, Dinas Kesehatan Kaltim menggelar lokakarya peningkatan kapasitas bagi tim TBC RO di 35 rumah sakit rujukan di seluruh provinsi.
Sebab kondisi ini menuntut langkah strategis dan komprehensif untuk mengendalikan penyebaran TBC RO dan meningkatkan angka kesembuhan pasien.
Lokakarya berlangsung selama tiga hari. Mulai 19 hingga 21 November 2024. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para tenaga kesehatan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan dalam tata laksana pengobatan TBC RO.
“Peningkatan jumlah kasus TBC RO menjadi perhatian serius bagi kami,” ungkap Ivan Hariyadi, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) mewakili Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin pada pembukaan lokakarya.
Materi yang dibahas mencakup berbagai aspek penting dalam penanganan TBC RO. Para peserta dibekali pengetahuan terkini mengenai protokol pengobatan TBC RO yang sesuai dengan pedoman nasional dan internasional.
Lokakarya ini menekankan pentingnya pemantauan yang ketat terhadap respon pasien terhadap pengobatan, sehingga dapat dilakukan penyesuaian terapi jika diperlukan.
Peserta diberi pemahaman mengenai potensi efek samping obat TBC RO dan cara menanganinya secara efektif untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) TBC di tingkat fasyankes juga dibahas untuk mencegah penularan infeksi di lingkungan rumah sakit.
“Resistensi obat terhadap TBC menjadi tantangan tersendiri, dan kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan TBC RO di seluruh fasilitas kesehatan,: katanya.
Lokakarya ini dihadiri oleh para ahli di bidangnya, termasuk Mufidatun Hasanah dan Yanti Evi Arlini Gultom, tenaga ahli klinis dari RSUD Kanudjoso Djatiwibowo dan RSUD Abdoel Wahab Sjahranie.
Ivan Hariyadi menegaskan bahwa lokakarya ini merupakan salah satu upaya Dinkes Kaltim dalam meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TBC RO. “Kami menargetkan angka keberhasilan pengobatan mencapai lebih dari 70 persen pada tahun 2025,” ujarnya.
Target ini sejalan dengan tujuan nasional untuk mencapai eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030. Selain meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, Dinkes Kaltim juga terus berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan TBC RO yang berkualitas.
Upaya ini meliputi peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan TBC RO, penyediaan obat anti tuberkulosis (OAT) yang cukup dan berkualitas, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC RO. (adv/nus)
BACA JUGA