ANRI Gelar FGD Forensik Digital Kearsipan
Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Forensik Digital Kearsipan secara luring di Ruang Serbaguna Soemartini, Gedung A lantai 2. FGD juga dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan ditayangkan langsung melalui saluran akun Youtube Arsip Nasional RI.
Arsiparis dan Pranata Komputer di lingkungan kementerian/lembaga, lembaga kearsipan daerah dan perguruan tinggi negeri turut serta dalam FGD ini.
FGD dibuka Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan, Andi Kasman dan menghadirkan narasumber dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Miftah Abdul Razaq Putranto, Praktisi Telkomsigma, Samuel Andi Kristyan, dan Perwakilan Tim Digital Forensik ANRI, Tasdik Eko Pramono.
Diskusi ini membahas sejumlah topik terkait metode investigasi dan standar untuk akuisisi, ekstraksi, preservasi, analisis, dan deposisi bukti digital dari perangkat penyimpanan dan penerapan beragam situasi forensik. FGD juga mengulas prinsip-prinsip dan metode forensik digital serta penerapannya dalam praktik kearsipan.
Perwakilan Tim Digital Forensik ANRI, Tasdik menjelaskan, Pusdatin ANRI sedang menyusun pedoman forensik arsip digital, termasuk juga SOP yang terkait kegiatan tersebut.
Berkaitan dengan algoritma dalam memproteksi integrasi file elektronik di Srikandi, Miftah Abdul Razaq Putranto menanggapi secara langsung bahwa hal tersebut sebenarnya dikembalikan ke datanya, karena untuk head function itu bukan sesuatu yang rahasia dan tujuannya adalah membuktikan kepercayaan.
“Oleh karena itu, dilihat dari datanya bersifat rahasia atau tidak. Jika memang datanya bersifat rahasia maka dibutuhkan metode untuk memastikan kerahasiaannya, tapi jika tidak bersifat umum maka akan dipastikan keasliannya oleh negara atau orang umum persidangan,” jelasnya.
“Kalau kita menggunakan algoritma yang dikembangkan sendiri mereka tidak akan bisa memastikan keasliannya.Tetapi sebaiknya gunakan algoritma standar industri karena data yang akan kita gunakan ini memastikan keasliannya tidak hanya kita, seperti itu,” tutup Miftah. (anri/red)
BACA JUGA