Embung di IKN Dukung Konservasi Air dan Ekosistem Hijau, Bukan hanya Estetika
Pembangunan embung di Ibu Kota Nusantara (IKN) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak hanya berfungsi sebagai lanskap kota modern, tetapi juga merupakan upaya penting dalam konservasi sumber daya air.
Hal itu ditegaskan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat mendampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Wury Ma’ruf Amin, dan anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) dalam kunjungan ke Embung MBH di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kalimantan Timur, Sabtu (14/9/2024).
“Dengan pembangunan embung ini, konsep forest city dan livable city yang kami wujudkan di IKN dapat terus berkembang ke depannya,” ujar Basuki dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik.
Embung MBH memiliki kapasitas tampung sekitar 66.000 meter kubik, dengan kedalaman 5-6 meter, yang berfungsi untuk menampung air hujan di kawasan KIPP. Rencana pembangunan lebih lanjut akan mencakup hingga 60 embung di KIPP, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Embung ini memainkan peran vital dalam mengelola run off (limpasan air permukaan) menggunakan teknik yang memanfaatkan riparian alih-alih menggali tanah, menyesuaikan dengan kontur aliran air yang ada.
“Embung-embung ini berfungsi sebagai solusi alamiah untuk mengelola air dengan efisien, mendukung konservasi, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem kawasan IKN,” tambah Basuki.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penanaman pohon Pule (Alstonia scholaris) sebagai upaya pelestarian lingkungan dan memperbaiki ekosistem IKN. Pembangunan embung di IKN dilengkapi dengan Smart Water Management System, yang menggunakan teknologi penyiraman otomatis (sprinkler) dengan sensor pendeteksi kadar air, suhu, dan kelembaban, untuk menjaga area hijau secara efisien.
Selain itu, kunjungan yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dimulai dengan pelepasan 300 ekor burung, termasuk burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur (Spilopelia chinensis), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan jalak kebo (Acridotheres javanica). Tak hanya itu, turut dilakukan penyebaran 350 benih ikan nila merah untuk membantu menjaga ekosistem air di embung tersebut.
Pelepasan burung dan penyebaran benih ikan itu diharapkan dapat melestarikan ekosistem alam di kawasan IKN dan menjaga keberlanjutannya. Upaya itu menjadi bagian dari langkah pemerintah dalam menciptakan kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan konsep Smart Water Management dan pelestarian lingkungan yang diterapkan, pembangunan embung di IKN tidak hanya berfokus pada infrastruktur kota modern tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem dan peningkatan kualitas hidup. (ip/red)
BACA JUGA