Kebutuhan Pangan Kaltim Meningkat dari IKN, Dewan Dorong Pemprov Siapkan Sektor Pertanian

Anggota DPRD Kaltim Sigit Wibowo.

Anggota DPRD Kaltim Sigit Wibowo mendorong Pemprov Kaltim untuk menyiapkan sektor pertanian. Dengan adanya IKN di Kaltim, akan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk di Bumi Etam. Otomatis kebutuhan pangan juga ikut meningkat.

Menurutnya, dengan adanya peningkatan jumlah penduduk tersebut, juga akan diikuti dengan kenaikan kebutuhan pangan di Kaltim. Di sisi lain, Kaltim belum mampu memenuhi 100% kebutuhan pangan lokal secara mandiri.

Misalnya di Ibu Kota Kaltim, lahan pertanian yang ada saja, hanya sebagian kecil dari luas daerah yang didominasi oleh pemukiman dan gedung perkotaan. Sehingga Samarinda pun hanya mampu penuhi 20% kebutuhan pangan lokal, dan 80% dipasok dari luar Kaltim.

Anggota DPRD Kaltim Sigit Wibowo bilang persoalan pangan, masih bergantung dengan daerah di sekitar. Namun ke depan diharapkan sektor pangan bisa meningkat bahkan menjanjikan.

“Tapi kalau pengusaha di Kaltim ingin usaha di bidang pertanian, tanam padi atau komoditas apapun, dan pakai mesin bukan manual, ya beda lagi (peluang besar). Karna pasti bakal banyak orang datang kesini,” kata Sigit belum lama ini.

Mumpung IKN masih pembangunan dan juga proses pemindahan yang bertahap, menurut Sigit, ada baiknya sektor pertanian disiapkan dari sekarang. Utamanya lahannya yang masih terbatas, agar bisa ditingkatkan sebelum jadi bangunan atau sesuatu

Pemerintah Provinsi Kaltin perlu memetakan lahan-lahan dan daerah mana saja di Kaltim yang potensial jadi lumbung pangan. Seluruh kabupaten/kota harus digerakkan. Agar bisa meningkatkan produksi pangan lokal.

Misalnya Kota Samarinda yang belum lama ini tengah mencetak lahan sawah baru 150 hektar untuk meningkatkan produksi pangan lokal. Itu patut dicontoh daerah lain.

“Di PPU kan ada di sebakung. Tapi daerah-daerah lain kan belum. Kukar sudah, Samarinda sebagian. Harus dari sekarang. Bupati dan wali kota juga menyiapkan. Karena kebutuhan pangan kita akan meningkat. Termasuk memanfaatkan lahan eks tambang. Karena kalau tidak dimanfaatkan sayang,” pungkasnya. (kf/red)

Tinggalkan Komentar