Akhirnya! Suporter Indonesia Sepakat Bersatu Usai Tragedi Kanjuruhan

suporter indonesia

Tragedi Kanjuruhan terlalu besar untuk tak diambil hikmahnya. Tentunya, ini harus jadi momen tolak awal perbaikan di segala sisi. Persatuan suporter Indonesia, di antaranya.

Virus perdamaian terus menyebar usai Tragedi Kanjuruhan. Bonek-Aremania, The Jak-Bobotoh, dan barisan suporter lainnya. Bersepakat untuk menghentikan dendam lama. Membuka lembar baru dengan rivalitas sehat di masa mendatang. Momen bersejarah!

Di Yogyakarta, ribuan orang dari berbagai komunitas suporter klub Indonesia berkumpul. Halaman parkir Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta menjadi saksi. Bahwa sejak 4 Oktober 2022 malam. Mereka menyepakati perdamaian dan persatuan antar kelompok suporter.

Sebelum ke agenda utama malam itu. Ribuan suporter itu lebih dulu menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruan. Berlanjut dengan penyalaan lilin serta ‘senter hape’ sebagai simbol perdamaian.

“Kita akan membuat sejarah! Bahwa kita suporter yang hadir pada malam hari ini akan menghentikan semua kebencian-kebencian yang ada dalam hati kita,” kata Presiden Brajamusti Yogyakarta Muslich Burhanuddin saat berorasi.

Burhanuddin yang acap disapa Thole itu meminta kepada seluruh suporter di Indonesia. Menjadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai titik balik hubungan antar suporter tim Tanah Air.

Bahwa yang sudah terjadi ya sudah. Yang dulu menjadi cerita kelam, harus dikubur dan memulai hubungan atas dasar rivalitas sehat.

“Kita akan mewariskan hal-hal positif kepada anak cucu kita bahwa ke depan sepak bola di Indonesia, khususnya DIY dan Jawa Tengah penuh dengan suka cita,” ujarnya.

Suporter yang hadir antara lain dari Brajamusti dan The Maident (Yogyakarta), Paserbumi (Bantul), Slemania dan BCS (Sleman), Pasoepati, Ultras, dan GK Samber Nyawa (Solo), Panser Biru dan Snex (Semarang), Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), The Jakmania (Jakarta), serta Bobotoh dan Viking (Bandung).

Hadir pula perwakilan sejumlah elemen suporter dari Medan dan Makassar.

Presiden Pasoepati Solo Maryadi Gondrong berharap ke depan hubungan baik seluruh suporter, utamanya di Jawa Tengah dan DIY terus terjaga.

Maryadi bilang, Pasoepati sepakat mendukung berbagai kegiatan lanjutan bersama untuk mempererat persatuan suporter di Jawa Tengah dan DIY.

Insyaallah kami dari Pasoepati akan menyetujui, melaksanakan untuk persatuan dan kesatuan Indonesia,” katanya.

BUKAN SEREMONI BASA-BASI

Perwakilan BCS Sleman, Zulfikar menegaskan. Bahwa kesepakatan damai ini bukan atas keinginan elite perkumpulan suporter saja. Atau sekadar basa-basi politik, agar sorotan terhadap suporter Indonesia bisa mereda.

Bukan itu cikal bakal pertemuan bersejarah ini. Melainkan besarnya dorongan dari suporter akar rumput. Yang sudah muak dengan segala perilaku buruk berlandaskan dendam turunan.

“Ini organik dari teman-teman di bawah tiktokan dan klik,” ucap dia.

MEMBUKA LEMBARAN BARU

Menurut Ketua Umum Asprov PSSI DIY Syauqi Soeratno, kesepakatan damai para suporter itu bakal membuka lembaran baru sepak bola Indonesia yang lebih baik.

“Semoga malam ini menjadi titik tolak untuk bangkit menjadi lebih baik ke depan.”

“Semoga Piala Dunia tidak dipindahkan dari Indonesia, semoga Timnas kita terus berjaya sehingga masuk Piala Dunia, dan semoga sepak bola Indonesia kelak menjadi referensi sepak bola dunia,” kata Syauqi.

PENUH KEHARUAN

Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Idham Mahdi yang hadir langsung pada acara itu. Mengaku begitu tersentuh. Dia sudah mengikuti dinamika persuporteran sejak lama. Dan momen ini, begitu membekas di benaknya.

Ia berharap seluruh suporter dapat meng-aminkan kesepakatan damai Selasa malam itu. Serta sama-sama menyadari bahwa sepak bola adalah seni sekaligus sarana pemersatu bangsa.

“Terus terang seumur hidup saya, 25 tahun saya menjadi polisi di hadapan teman-teman suporter, ini sangat luar biasa,” ujar Idham.

Meski acara telah usai, ribuan suporter kompak menyanyikan anthem dari klub Persis Solo, PSS, serta PSIM secara bergantian.

Di beberapa sudut jalan menuju Stadion Mandala Krida, sejumlah suporter dari wadah yang berbeda juga tampak berfoto bersama dengan mengangkat bendera dan syal masing-masing dengan suka cita tanpa dikomando.

JAKMANIA X BOBOTOH

Di tempat lain, yakni di Tangerang. Perwakilan dua kelompok suporter yang memiliki sejarah rivalitas sangat panjang; Bobotoh dan Jakmania. Bertemu dan sama-sama bersepakat untuk berhenti saling menyakiti.

Rivalitas buruk yang terbangun sejak lama itu. Ingin mereka akhiri setelah Tragedi Kanjuruhan yang menyedihkan itu.

Pertemuan itu diakhiri dengan menyanyikan anthem “Jakmania dan Bobotoh Kita Saudara” secara bersama-sama.

Dulu, Jakmania Vs Bobotoh, kini Jakmania x Bobotoh. Semoga perdamaian ini terus berlangsung selamanya. Viva La Sepak Bola Indonesia! (AVA)

Tinggalkan Komentar