Kagama Kaltim Dukung Petani Makroman Melawan Konversi Lahan

DPRD Kota Samarinda bersama dengan Pemerintah Kota Samarinda telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan {LP2B} pada 27 Oktober 2021.

Pengesahan Peraturan Daerah ini angin segar bagi para petani, ancaman terhadap konversi lahan produktif terutama untuk keperluan ekstraksi sumber daya alam telah dibentengi.

Petani Makroman, terutama di kawasan Kalan Luas sudah lama menderita akibat operasi tambang batubara. Sejak tahun 2008 lalu perusahaan tambang beroperasi di kawasan perbukitan yang mengelilingi area persawahan mereka.

Selain menganggu kelancaran pasokan air, pada saat musim penghujan sawah sering kebanjiran lumpur yang berasal dari aktivitas tambang. Penghasilan petani berkurang karena pertumbuhan padi menjadi terganggu atau bahkan tidak berhasil panen.

Air yang bersumber dari mata air di perbukitan juga menghilang. Mata air mati karena bukit-bukit ditambang, hutan menghilang. Akibatnya warga yang awalnya mempunyai usaha kolam selain bertani akhirnya juga kesulitan. Air yang berasal dari lubang tambang tak bagus kualitasnya untuk mengisi kolam-kolam ikan.

Ketiadaan irigasi teknis membuat petani terpaksa memanfaatkan air yang berasal dari lubang tambang. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas air yang tidak terjaga membuat 3 kelompok tani yang berada di Kalan Luas hanya bisa bertanam 2 kali setahun.

Dengan air yang berasal dari empat lubang tambang bekas konsesi CV. Arjuna yang tak ditutup, petani Kalan Luas Makroman yang telah bertani kurang lebih 30 tahun terus berupaya mempertahankan budaya pertanian sawah walau terkadang hasilnya mengecewakan.

Baharuddin, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda menyebutkan meski operasi pertambangan CV Arjuna telah berakhir 5 tahun lalu namun ancaman terhadap persawahan di Kalan Luas Makroman belum juga hilang.

“Kini tambang koridoran {ilegal} mulai masuk,” ujar Baharuddin.

Melihat kesulitan yang terus menerus menimpa dan mengancam para petani, Baharuddin bersama rekan-rekan petani lainnya kerap menyelenggarakan Panen Raya.

Acara Panen Raya yang mengundang wali kota dan pejabat-pejabat lainnya dimaksudkan sebagai cara untuk menarik perhatian dari kepala daerah dan instansi yang terkait agar memperhatikan persoalan yang menimpa para petani di Makroman.

Hanya acara Panen Raya yang telah dihadiri oleh wali kota yang telah berganti-ganti belum juga mampu menarik perhatian para pengambil kebijakan untuk memberikan perhatian yang lebih besar. Perlindungan kawasan pertanian atau lahan produktif mesti telah mempunyai payung hukum ternyata belum mampu menghilangkan ancaman konversi lahan di tapak-tapak pertanian dan perkebunan.

Didiek Anggrat, Ketua Pengurus Daerah Kagama {Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada} Kalimantan Timur yang baru pertama kali mengunjungi Makroman tidak menyangka kalau di Kota Samarinda terdapat kawasan persawahan yang cukup luas.

Dalam sambutannya dalam acara Panen Raya Padi Sawah di Makroman, Didiek mengungkapkan bahwa Kagama Pusat yang kini dipimpin oleh Ganjar Pranowo mempunyai program yang disebut dengan KKN. KKN adalah singkatan dari Kagama Kerja Nyata, dimana para alumni Universitas Gajah Mada yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia melakukan kerja-kerja bersama masyarakat agar masyarakat semakin berdaya.

Salah satu fokus perhatiannya adalah pertanian, karena hasil tani merupakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun para petaninya masih banyak yang hidup kurang sejahtera.

“Nilai kawasan pertanian di Makroman ini bisa ditingkatkan. Selain sebagai lumbung pangan bagi kota Samarinda kawasan pertanian disini juga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata pendidikan,” terang Didiek.

Didiek Anggrat sendiri setelah berkarir di lingkugan istana negara, melayani beberapa presiden kemudian memutuskan untuk berwirausaha yang berhubungan dengan lingkungan dan pertanian.

“Saya sendiri seorang petani,” tegasnya.

Di Balikpapan, Didiek Anggrat dikenal sebagai pengelola kawasan wisata edukasi dan rekreasi alam bernama Woody Park.

Bersama dengan mitra kelompok tani di wilayah Kutai Kartanegara, Didiek Anggrat juga berhasil membudidayakan pohon anggur. Puluhan jenis anggur yang berasal dari Eropa bisa ditumbuhkembangkan dengan baik.

Pengalaman ini bisa ditularkan kepada para petani di Makroman agar bisa mendiversifikasi dan meningkatkan nilai lahan produktifnya sehingga bisa meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan.

Didiek menyatakan acara Sosialisasi dan Panen Raya bersama Petani dan Warga Makroman yang diselenggarakan oleh Kagama Pengda Kaltim dengan sponsor dari Pupuk Indonesia Holding Company {Petrokimia Gresik, Pupuk Kunjang, Pupuk Kaltim dan Pupuk Sriwidjaja Palembang} merupakan sebuah awal dari kemitraan.

“Ini merupakan awal dan ke depannya Kagama Kaltim bersama rekan-rekan lainnya akan menindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang lainnya,” terang Didiek.

Dalam kesempatan ini, Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kaltim memberikan bantuan kepada Kelompok Tani Makroman berupa pupuk urea dan npk sebanyak 3 ton.

Kepada masing-masing petani yang hadir dalam acara sosialisasi dan panen raya diberikan pupuk sebanyak 1 karung ukuran 50 kg per-orangnya.

Acara Sosialisasi dan Panen Raya ini juga dihadiri oleh Rusman Ya’qub, anggota DPRD Provinsi Kaltim dari Fraksi PPP. Dalam sambutannya Rusman Ya’qub yang juga merupakan anggota Badan Anggaran DPRD Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan APBD Provinsi Kaltim tahun depan angkanya sangat besar.

Meski demikian Rusman Ya’qub mengakui bahwa perhatian pemerintah baik Kota maupun Provinsi terhadap pertanian masih sangat kecil.

Kepada warga Makroman yang hadir, Rusman Ya’qub mengatakan akan mengupayakan agar infrastruktur yang mendukung usaha pertanian dimasukkan dalam usulan program yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

“Tapi yang paling penting, jangan sampai ada anak-anak Makroman yang tidak sekolah karena tidak mempunyai biaya. Lapor ke saya kalau ada kejadian seperti itu,” himbau Rusman Ya’qub.

Kehadiran Ketua Badan Pembentukan Perda dan anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk melaporkan kondisi SMA Negeri 15 yang bangunannya terbakar beberapa tahun lalu namun sampai sekarang belum diperbaiki.

Tak lupa sebagai wakil rakyat, Rusman Ya’qub menyampaikan apresiasi terhadap Pupuk Indonesia dan Kagama atas perhatiannya terhadap masyarakat petani di Makroman.

“Semoga kedepannya semakin terbangun sinergi antara sektor usaha, masyarakat dan komunitas untuk semakin memberdayakan petani dan keluarganya,” ujar Rusman Ya’qub.

Tanpa bermaksud untuk melakukan kampanye, Rusman Ya’qub menyebut nama Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah yang dikenal sebagai Lumbung Padi Nasional.

“Kita mesti mengejar ketertinggalan dalam kemampuan untuk menghasilkan komoditas pangan, karena baru 30 persen kebutuhan pangan yang bisa kita penuhi sendiri,” lanjut Rusman Ya’qub.

Meski demikian Rusman Ya’qub juga menyadari bahwa bidang pertanian bukan bidang yang menarik perhatian untuk generasi muda.

“Ada tantangan lain, soal modernisasi pertanian. Jika pertanian tidak kita majukan sesuai perkembangan jaman dan teknologi, tak ada lagi anak-anak muda mau bertani. Kalau anak muda tak mau bertani maka kita akan makin tergantung pada daerah lain,” pungkasnya.

Acara Sosialisasi dan Panen Raya kemudian ditutup dengan pemotongan padi yang dipandu oleh Baharuddin, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Kalan Luas, Makroman. (*/nus)

Tinggalkan Komentar