Kontrak Dua Tahun, Pisang Kepok Kaltim Banjiri Singapura
Pisang Kepok asal Kaltim terus membanjiri pasar luar negeri. Kali ini ekspor senilai Rp 37,44 miliar dilakukan ke Singapura.
Transaksi ini bahkan sudah berlangsung sejak tahun lalu. Singapura mengenal Pisang Kepok Kaltim saat pameran di Nagoya, Batam, pada Juni tahun 2022 lalu.
Sejauh ini, kerja sama ini akan berlangsung sampai Juli 2024.
“Ya, awalnya ketika tim mengikuti pameran di Nagoya, Batam, Juni 2022,” ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim Kosasih, mengutip Antara, pada Selasa (6/6/2023).
Pameran yang diikuti kala itu masuk dalam rangkaian Indonesia Tourism and Trade Invesment Expo Batam. Yaitu, giat yang digelar di Nagoya Hill Shopping Mall Batam, 16-19 Juni 2022.
Kaltim saat itu memamerkan sejumlah produk unggulan. Salah satunya Pisang Kepok asal Kabupaten Kutai Timur.
Kesepakatan pun berlanjut sampai ekspor antara perusahaan di Singapura dengan Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan di Kutim.
Kesepakatan itu berupa Memorandum of Understanding antara Benelux Floris & Food Pte bersama Gapoktan Berkah Bersatu Kaubun Kabupaten Kutim. Kesepakatan itu dilakukan di Nagoya, 16 Juni 2022.
Dalam MoU tersebut antara lain disepakati, pengiriman Gapoktan BBK Kabupaten Kutim ke Benelux Floris & Food Pte sebanyak 30.000 sisir pisang per 15 hari, atau dalam satu bulan dikirim 60.000 sisir, sehingga total dalam dua tahun mencapai 1.440.000 sisir.
Lama kontrak disepakati dua tahun, mulai Juli 2022 hingga Juli 2024 dengan nilai kontrak mencapai Rp 37,44 miliar.
Kontrak bisa saja diperpanjang jika masa kontrak habis dan keduanya saling diuntungkan.
Sejak Juli 2022, lanjutnya, Gapoktan BBK Kutim rutin mengirimkan pisang kepok ke Singapura dengan jumlah pisang dan nilai yang dibayarkan sesuai dengan kesepakatan.
“Sedangkan khusus Januari-Maret 2023, Kaltim telah ekspor pisang kepok ke Singapura sebanyak 200 ton. Terdiri atas Januari sebanyak 80 ton, Februari 40 ton, dan pada Maret sebanyak 80 ton dengan pengapalan melalui pelabuhan di Kota Balikpapan,” ujar Kosasih.
Sebelum pisang diekspor, terlebih dulu harus dilakukan standarisasi untuk menjamin kualitas. Pisang ekspor tentu harus berstandar internasional dan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan, sedangkan untuk sertifikasi dilakukan DPTPH Provinsi Kaltim.
Selain ke Singapura, Kaltim juga melakukan ekspor ke Malaysia, yakni untuk Januari-Maret 2023 saja sudah diekspor sebanyak 200 ton, Januari sebanyak 60 ton, Februari 60 ton, dan Maret 80 ton dengan pengiriman juga melalui Balikpapan. (nus)
BACA JUGA