Indonesia Mampu Terapkan Sistem Energi Terbarukan

Professor of Energy Systems Analysis dari Delft University of Technology (TU Delft), Prof Kornelis Blok, menyampaikan bahwa Indonesia  mampu menerapkan sistem energi terbarukan lantaran wilayahnya yang kepulauan sehingga memiliki potensi energi yang beragam.

“Jadi saya pikir dapat memberikan kesimpulan bahwa sistem energi terbarukan 100 persen juga bisa diterapkan di negara yang kompleks seperti Indonesia,” ucap Prof Kornelis Blok saat menjadi narasumber dalam Lecture Series bertema “Energy Transition Towards Zero Emissions” di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta pada Selasa (23/4/2024).

Kornelis juga menyampaikan bahwa Indonesia sangat kaya akan sumber daya energi, terutama yang terbarukan sehingga berpotensi untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya, energi angin, pembangkit listrik tenaga air, bioenergi, energi panas bumi, dan energi laut. 

“Kami menemukan bahwa sumber daya terbarukan cukup untuk melakukan dekarbonisasi sistem ketenagalistrikan di Indonesia sepenuhnya,” ucap Kornelis.

Kornelis pun menyampaikan bahwa skenario dan kunci keberhasilan Indonesia atas upaya melakukan dekarbonisasi tersebut melalui transisi energi hingga menghentikan secara bertahap pembangkit listrik berbahan bakar fosil. 

Dalam upaya melakukan pemetaan dekarbonisasi itu, Kornelis menggunakan model CalliopeCalliope adalah model simulasi sistem tenaga yang memperhitungkan semua elemen penting dari sistem yaitu pembangkitan listrik, storage atau penyimpanan listrik, dan membangun jaringan transmisi.

“Keseluruhan sistem transmisi yang menyalurkan tenaga dari satu area ke area lain, itu merupakan elemen penting. Yang kedua adalah bagaimana sumber daya tu tersebar di seluruh negeri. Yang ketiga adalah berapa biaya berbagai sumber daya karena itu penting untuk optimasi,” tegas Kornelis.

Jika melihat peta sintesis Indonesia yang memiliki potensi-potensi penting seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin lepas pantai, sebagian besar mengatakan potensi terbaik ada di bagian paling timur. Akan tetapi juga di wilayah lain terdapat potensi karena terdapat potensi angin lepas pantai. Dengan demikian, tidak hanya fokus pada satu jenis sumber daya terbarukan, tetapi juga mengembangkan sumber daya lain seperti pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. 

Selain itu juga, terdapat konversi energi panas laut yang memanfaatkan perbedaan suhu antara air laut dalam dan air permukaan laut, yang juga merupakan teknologi yang relatif muda namun mempunyai potensi besar di Indonesia. 

“Jika kita menghitung seluruh potensi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa totalnya adalah sekitar 20.000 Terawatt Jam (TWh) per tahun, yang bergantung pada proyeksi yang kita gunakan, jauh lebih besar dibandingkan permintaan. Hal ini saling melengkapi antara berbagai sumber di beberapa wilayah,” jelas Kornelis. (ip)

Tinggalkan Komentar