Investor Mulai Banjiri Kawasan Komersial IKN

Presiden Joko Widodo menegaskan, proyek pembangunan

merupakan proyek besar dan bermanfaat untuk generasi masa depan Indonesia.

Ibu Kota Nusantara (IKN) terus dikebut pembangunannya. Pemerintah pun berupaya keras agar wujud ibu kota baru segera bisa terlihat.

Demi merealisasikan mimpi besar itu, pemerintah mengajak investor untuk berinvestasi di IKN. Harus diakui, mewujudkan ibu kota baru membutuhkan dana yang tidak sedikit, bahkan bisa disebut akan menghabiskan dana ratusan triliun rupiah.

Pembangunan IKN dijadwalkan berlangsung secara bertahap, alias multiyears. Pemerintah sendiri membaginya dalam lima tahap dan direncanakan tuntas pada 2045.

Kelima tahap itu meliputi tahap I (2022–2024), tahap II (2025–2029), tahap III (2030–2034), tahap IV (2035–2039), dan tahap V (2040–2045). Khusus untuk tahap I, pembangunan IKN membutuhkan investasi sebesar Rp466 triliun–Rp486 triliun.

Bila diperinci, angka tersebut terbagi dalam bentuk investasi pemerintah dari APBN Rp88,54 triliun sampai Rp92,34 triliun (19 persen) serta investasi pelaku usaha sebesar Rp377,46 triliun sampai Rp393,66 triliun (81 persen).

Dalam kunjungannya ke IKN, sekaligus menghadiri malam apresiasi bagi para pekerja dan warga yang telah bekerja keras mendukung pembangunan ibu kota baru, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa proyek pembangunan IKN Nusantara ialah proyek besar dan bermanfaat untuk generasi masa depan Indonesia.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengapresiasi para pekerja konstruksi yang dengan penuh dedikasi terlibat dalam pembangunan IKN, baik siang maupun malam.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada semua pekerja yang hadir malam ini dan telah bekerja keras, baik siang maupun malam. Saya sadar bahwa pekerjaan siang dan malam sangat penting untuk segera menyelesaikan dan mewujudkan Ibu Kota Nusantara kita. Harapan saya, tahun depan kita sudah bisa merayakan HUT RI pada 17 Agustus di Ibu Kota Nusantara,” kata Presiden Jokowi, saat berbicara dalam acara Malam Apresiasi Nusantara, Jumat (22/9/2023).

Dalam kesempatan ini, ia juga memaparkan pembangunan sejumlah infrastruktur yang ada di IKN tersebut masih sesuai dengan rencana.

“Semuanya masih sesuai dengan rencana, saya kira bangunan-bangunan seperti kantor presiden, istana presiden, kementerian, masih dalam target. Semua sesuai rencana,” jelasnya.

Senada dengan pernyataan Kepala Negara, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengemukakan, pembangunan IKN masih on the track. “Kini progress pembangunannya di level 30 persen hingga 40 persen,” ujar Bambang, di malam apresiasi tersebut.

Kawasan Inti dari APBN

Apa saja yang dibangun di tahap awal? Berdasarkan data Bappenas, pemerintah menggenjot pembangunan tahap I yang mencakup kawasan inti dengan menggunakan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Apa yang dimaksud kawasan inti? Kawasan inti yakni kompleks Istana Kepresidenan beserta gedung-gedung kementerian.

Nah, biaya yang dibutuhkan untuk membangun kawasan inti IKN setara dengan 20 persen dari total anggaran yang diperlukan untuk membangun ibu kota baru.

Artinya, kebutuhan anggaran pembangunan tahap I sebesar Rp466,9 triliun sebagaimana perkiraan Bappenas, maka 20 persen dari total yakni sebesar Rp93 triliun. Sisanya, sebanyak 80 persen dana pembangunan IKN diharapkan bersumber dari investasi langsung oleh investor.

Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, Presiden Jokowi dengan nada optimistis menegaskan, tidak ada masalah terkait anggaran. “Khusus untuk istana, kementerian, untuk infrastruktur dasar tidak ada masalah,” tambahnya.

Keyakinan atas keberlangsungan pembangunan IKN kian kuat setelah di pagi harinya Kepala Negara menerima 10 taipan yang tergabung ke dalam konsorsium Nusantara. Disebutkan, mereka itu siap membenamkan dana Rp20 triliun di IKN.

Sepuluh investor tersebut antara lain; Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.

Selain beberapa investor di dalam konsorsium tersebut, terdapat juga beberapa investor yang turut terlibat di dalam proses pembangunan di sektor perhotelan, mal, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran. Sesuai dengan nama kotanya, di ibu kota baru itu juga akan ada Hotel Nusantara. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia berharap, pembangunan hotel itu dapat dipercepat.

Pasalnya, hotel itu nantinya diharapkan bisa menampung tamu yang akan hadir di acara peringatan 17 Agustus tahun depan. “Hal ini dilakukan agar nantinya pada Agustus 2024 kawasan IKN dapat digunakan sebagai tempat melakukan upacara Hari Kemerdekaan RI.”

Selain Hotel Nusantara, investor yang disebut-sebut juga akan merambah di IKN, antara lain, Pakuan, Mariott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercultural School. Di mana, semua pembangunan dilaksanakan dengan prinsip gotong royong.

Pada saat menerima pelaku usaha yang tergabung ke dalam konsorsium Nusantara, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengemukakan, pada dasarnya pembangunan di IKN dilakukan tidak hanya sebatas membangun sebuah kota. Melainkan, pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kota to work, to live, and to play.

Bambang menyakini konsorsium yang beranggotakan sepuluh perusahaan memiliki kepedulian terhadap terbangunnya IKN.

“Mereka peduli bukan saja sebagai kota yang layak huni (livable city), namun juga sebagai kota yang dicintai (lovable city).” (nus)

Sumber: Indonesia.go.id

Tinggalkan Komentar