Pemprov Kaltim Respon Lonjakan Harga Cabai, Kuatkan Rantai Suplai
Lonjakan harga cabai yang menembus angka Rp 130.000 per kilogram direspons cepat Pemprov Kaltim.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Provinsi Kaltim bergerak cepat salah satunya dengan meningkatkan koordinasi antara petani cabai lokal, distributor dan pasar-pasar tradisional.
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain cuaca ekstrem dan gangguan pasokan dari daerah penghasil cabai utama menyebabkan stok komoditi terbatas.
Kepala Bidang Perdagangan DPPKUKM Kaltim Ali Wardana mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan harga cabai.
“Kami juga tengah memperkuat jaringan distribusi untuk memastikan suplai cabai tetap lancar dan harga bisa kembali terkendali,” jelas Ali saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
Selain itu, Sebagai langkah antisipasi jangka pendek, DPPKUKM juga melakukan operasi pasar untuk menyalurkan cabai dengan harga lebih terjangkau bagi masyarakat, bekerjasama dengan Bulog dan pasar-pasar induk.
“Kami berharap dengan operasi pasar ini, harga cabai di tingkat konsumen bisa kembali normal,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ali Wardana berharap seluruh elemen terkait dapat bekerjasama untuk mengatasi permasalahan ini agar harga bahan pokok khususnya cabai, tidak terus meroket dan membebani masyarakat Kaltim.
“DPPKUKM terus berupaya melakukan pemantauan harga komoditi cabai di tingkat distributor, guna memastikan agar tidak terjadi monopoli harga serta berkoordinasi dengan sentra-sentra produksi tentang ketersediaan stok,” ungkap Ali.
DPPKUKM Kaltim pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panic buying, Upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok pun terus dilakukan dengan berkolaborasi bersama Bank Indonesia Kaltim untuk perhitungan inflasi pada aplikasi Mandau Kaltim, hingga melaksanakan Gelar Pasar Murah serta berkoordinasi dengan satgas Polda terkait Bapokting. (rzk/dfa/nus)
BACA JUGA