Perjalanan Kaltim Menekan Inflasi, Pasar Murah hingga Hadiah dari Pemerintah

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terus berbenah. Sederet prestasi pun diraih, membuktikan kepiawaian pemerintah daerah dalam mengatasi beragam tantangan. Salah satunya inflasi. Bagaimana kesuksesan kaltim menekan Inflasi? Simak ulasannya.

Provinsi Kaltim harum namanya dalam deretan provinsi yang berhasil mengendalikan angka inflasi daerahnya. Pemerintah pusat bahkan kerap memberikan apresiasi soal ini. Keberhasilan itu tak lepas dari kolaborasi antara Pemrov dengan Pemda 10 kabupaten/kota yang ada.

Maka jangan heran bila provinsi yang dipimpin Gubernur Isran Noor dan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi ini mendapat hadiah dari Pemerintah Pusat: dana insentif daerah (DID).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, pada September lalu, menuturkan, bahwa Kaltim bersama sembilan provinsi lainnya berhak mendapatkan DID. Rata-rata daerah mendapat Rp10 miliar, sementara angka pasti DID yang diterima Kaltim sendiri sebesar Rp10,41 miliar.

“Bapak Presiden selama ini memimpin dan meminta kepada daerah betul-betul mengendalikan harga-harga yang memang bisa dikendalikan. Terutama, dari komoditas-komoditas pangan yang bisa diantisipasi. Dan yang berhasil, diberikan hadiah,” katanya.

Tak hanya Kaltim, dua kota di provinsi ini yaitu Balikpapan dan Samarinda juga dianggap sudah berkinerja baik dalam menekan angka inflasi. Keduanya mendapat DID masing-masing sebesar Rp10,4 miliar.

“Mereka-mereka (daerah yang menerima) ini yang diberikan insentif daerah, dengan rata-rata hadiahnya adalah sekitar Rp10 miliar. Karena telah berprestasi mengendalikan inflasi daerah,” tutur Menkeu.

Prestasi Diakui BI

Prestasi Kaltim ini juga diakui Bank Indonesia (BI). Lantaran angkanya terus mengalami penurunan. Pada Oktober 2022, inflasi Kaltim tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Perwakilan BI Kaltim Ricky Perdana Gozali di awal November ini menyebut lam bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim periode Oktober 2022 tercatat inflasi sebesar 0,17 persen (mtm).

Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,85 persen (mtm).

Capaian tersebut membuat inflasi tahunan Kaltim pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,83 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang berada pada 5,71 persen (yoy).

Pasar Murah Jadi Kunci

Beragam upaya memang terus dilakukan Pemprov Kaltim dalam mempertahankan inflasi tetap terkendali. Salah satunya menggelar pasar murah, bersama pemerintah kabupaten/kota.

Pasar murah yang serentak di sepuluh kabupaten/kota se-Kaltim ini dibuka pada awal pekan November ini. Yang dipusatkan di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Gubernur Kaltim Isran Noor menjadi bagian dalam kegiatan ini.

Ketika membuka pasar murah, kata dia, Indonesia seperti juga negara lain di dunia: sedang menghadapi ancaman krisis pangan dan energi. Inilah yang menyebabkan perekonomian dunia dalam kondisi tidak stabil dan angka inflasi tinggi.

“Ini sinyal bagi Kaltim untuk bisa waspada dalam pengelolaan kondisi perekonomian makro. Dengan menjaga angka inflasi agar tetap terkontrol,” tutur Isran.

Karenanya semua jajaran pemerintah daerah diimbau bekerja sama dalam pengendalian inflasi. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar sesuai kebutuhan kabupaten/kota.

Dalam hal ini, sambung Isran, pemerintah daerah bisa memakai dua persen dana transfer pusat untuk program-program pengendalian inflasi.

Sebelum ini, Pemprov juga menggelar Pangan Murah dan peluncuran Dapur B2SA di Halaman Kantor Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim. Kala itu, Isran menyatakan inflasi di Kaltim masih terkendali dengan baik. Bila dibandingkan daerah lain di Indonesia.

“Inflasi kita ya sedang-sedang saja sekitar lima persen, tepatnya tepat 4,76 persen. Masih lumayan lah, di beberapa daerah mengalami tren yang naik sekarang ini di atas enam persen year-on-year (yoy). Kami bersyukur kita berhasil menekan inflasi ini,” urai Isran.

Meski begitu dirinya tetap mengingatkan, Kaltim tidak boleh berpuas diri dengan kondisi ini. Malahan harus terus waspada dalam pengendalian inflasi daerah. Sesuai dengan arahan pemerintah pusat, yang meminta agar setiap daerah untuk bisa melaksanakan dan menjaga kondisi inflasi yang stabil.

“Untuk bisa menjaga dan mempertahankan tingkat inflasi, maka kita memang harus bersama-sama menjaga ekonomi makro ini dan jangan cukup puas hanya dengan melaksanakan hal-hal seperti ini saja,” sambungnya. (kf)

Tinggalkan Komentar