Mewaspadai Komunisme Gaya Baru
Kita sudah sering mendengar adanya istilah komunis gaya baru. Sebagian kalangan meyakini adanya komunis gaya baru tersebut karena adanya sejumlah indikasi yang mengarah kepada adanya kebangkitan komunis dengan pendekatan yang berbeda dengan di masa lalu.
Sebagian kalangan yang lain menyatakan komunis gaya baru hanyalah mitos belaka. Mereka berkeyakinan bahwa hari ini komunis sebagai sebuah idiologi sudah tidak terdengar lagi gaungnya di dunia ini.
Sedangkan untuk di Indonesia dianggap sudah tidak memungkinkan lagi bagi kaum Komunis untuk tumbuh dan berkembang, apalagi muncul sebagai sebuah kekuatan yang mengancam bangsa ini.
Memang sulit untuk memberikan sebuah kepastian akan adanya kebangkitan dari komunis di masa sekarang ini. Hanya saja, kaum Muslimin tetap perlu untuk bersikap waspada terhadap berbagai upaya yang ditengarai serupa dengan apa yang dahulu pernah dilakukan oleh gerakan komunis.
Menurut Dr. Din Syamsuddin, sebagai ideologi dan isme Komunisme acapkali mengalami metamorfosime yakni bangkit dari kubur dalam bentuknya yang baru.
Neokomunisme atau Komunisme Gaya Baru (KGB) inilah yang terakhir ini menjelma di Indonesia, menempuh cara-cara khasnya: menyelusup kedalam partai politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau menyebarkan opini yang menyesatkan.
Adalah cara khas PKI dan Kaum Komunis untuk memutarbalikkan fakta, mengadudomba sesama warga masyarakat bahkan umat beragama, mengubah konstitusi, bahkan dasar negara.” Demikian pandangan dari Dr. Din Syamsuddin
Terlepas dari benar atau tidaknya kebangkitan komunis gaya baru di negeri kita ini, namun ada satu hal yang pasti yaitu mulai tumbuh dan berkembangnya paham yang bisa mengantarkan orang untuk menjadi atheis, yaitu paham yang menyatakan semua agama itu benar adanya.
Paham yang menyatakan semua agama adalah benar merupakan salah satu paham yang disebarluaskan oleh para penyeru pluralisme agama. Dengan paham ini masing-masing agama tidak boleh boleh mengklaim dirinya paling benar karena semua agama adalah benar.
Dengan menyatakan semua agama benar, para pengusung pluralisme agama berharap tidak ada lagi agama yang mengklaim sebagai pemilik kebenaran hakiki karena pada hakikatnya agama itu merupakan hasil dari berbagai perasaan dan pengalaman kerberagamaan manusia, sehingga setiap agama yang ada di dunia ini mengandung kebenaran ilahi.
Para tokoh agama di Indonesia ternyata menolak keras paham ini. Bukan hanya tokoh Islam, namun Juga tokoh Kristen, Hindu dan Budha. Para agamawan tersebut menganggap paham ini sebenarnya merupakan agama baru yang ingin menyatukan seluruh agama.
Dengan demikian paham pluralisme agama sangat berpolemik dan menimbulkan masalah dalam agama-agama. meski tujuannya terlihat baik, ternyata paham ini sangat problematik. Gerakan penolakan terhadap pluralisme agama dari kalangan agamawan menunjukkan bahwa paham ini bermasalah, mengandung polemik dan sangat problematik jika diterapkan dalam agama-agama yang ada.
Setiap agama melihat pluralisme hanyalah kedok untuk mengikis keyakinan para pemeluk agama yang pada akhirnya memunculkan orang-orang atheis. Lama – kelamaan, pemeluk masing-masing agama akan bersikap skeptis terhadap agamanya. (sumber)
BACA JUGA