Cabang Lomba Syarhil Quran di MTQ Nasional; Perpaduan Agama, Ilmu dan Seni

syarhil quran
Salah satu penampilan kelompok pada Lomba Syarhil Alquran MTQ Nasional ke-30 di Samarinda. (Nisa/Kaltim Faktual)

Cabang lomba Syarhil Quran di MTQ Nasional ke-30, pada hari terakhir berlangsung meriah. Ada 9 peserta yang bersaing ketat. Cabang ini termasuk yang menarik dalam gelaran MTQ namun belum banyak digemari.

Pada MTQ Nasional kali ini diikuti oleh puluhan peserta dari seluruh Indonesia. Setiap peserta terdiri atas 3 orang dalam satu kelompok.

Lomba ini berisi 3 komponen, membacakan ayat Alquran atau tilawatil Alquran, kedua terjemahan ayat yang dibacakan secara puitis tanpa teks. Serta uraian isi dari ayat Alquran melalui ceramah yang disusun ilmiah.

Pada hari terakhir, Jumat, 13 September 2024, lomba Syarhil Quran berlangsung dengan 9 kelompok regu. Mereka bersaing secara ketat dan dengan kualitas yang semakin bagus dari tahun sebelumnya.

Ketua Majelis Cabang Syahril Quran, yang merupakan Dewan Hakim, Ahmad Juraidi menjelaskan, lomba berlangsung cukup meriah. Sebab ada massa siswa MTs dan MAN yang ikut menyaksikan langsung.

Menurutnya, cabang satu ini merupakan cabang paling menarik dibandingkan dengan perlombaan lainnya. Sebab memadukan antara agama, ilmu, dan juga seni. Perpaduan yang komplit baginya.

“Alquran pasti sumber ajaran agama, dan yang kedua adalah ilmu, karena isi alquran dikupas karena pensyarahannya. Lalu seni, da seni tilawah dan seni puisi,” jelasnya ketika ditemui, Jumat 13 September 2024.

“Dengan agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi terarah, dengan seni hidup menjadi indah,” tambahnya.

Kata Juraidi, kunci dari lomba Syarhil Alquran ini ada pada spek kekompakan. Bagaimana 3 orang dalam 1 kelompok bisa tampil dengan solid, serasi, dan menjadi satu kesatuan penampilan berkualitas sesuai judul.

“Kuncinya di satu kesatuan, tiga orang menjadi satu kesatuan yang serasi, jadi tidak sendiri sendiri. Begitu juga gayanya. Ketika kompak kan indah terlihat,” kata Juraidi.

Setelah MTQ Nasional ke-30 tahun 2024 ini berakhir, Juraidi berharap cabang Syarhil Alquran ini bisa dimasyarakatkan atau semakin dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas.

“Cabang ini mestinya dimasyarakatkan, karena cabang ini adalah menyampaikan isi kandungan Alquran melalui tilawah terjemah dan pensyarahan,” pungkasnya. (ens/nus)

Tinggalkan Komentar