Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Nasional Pertama dari Kaltim

Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Nasional Pertama dari Benua Etam
Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Nasional Pertama dari Benua Etam

Pada November 2021 silam, sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yaitu

dinobatkan sebagai. Penetapan ini menandai untuk pertama kalinya pahlawan nasional dari Kaltim.

Lahir di Jembayan, Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 1667, Sultan Aji adalah tokoh pemersatu yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia. Melalui perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, dia berusaha menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan dalam menentang kolonialisme.

Memerintah mulai 1735 hingga 1778. Sultan Aji Muhammad Idris adalah sultan pertama yang menggunakan nama Islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke-17.

Sultan Aji berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan. Terutama kerajaan-kerajaan Bugis seperti Wajo, Bone, dan Soppeng. Sultan Aji wafat pada tahun 1739 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Raja Wajo, Sulawesi Selatan.

Ketika VOC mulai menguasai kerajaan Kutai Kartanegara dan Kerajaan Pasir, Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pangeran Kutai terus melakukan perlawanan. Sultan Aji Muhammad Idris konsisten mewujudkan visi mengusir kekuatan VOC dari Kaltim, Sulawesi Selatan, dan Indonesia secara keseluruhan.

Pada tahun 1739, Sultan AM Idris gugur di medan laga. Sepeninggal Sultan Idris, terjadilah perebutan tahta kerajaan oleh Aji Kado. Putera mahkota kerajaan Aji Imbut yang saat itu masih kecil kemudian dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian meresmikan namanya sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan menggunakan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.

Sultan Aji Muhammad Idris dimakamkan bersama mertua beliau Raja La Madukelleng dari Wajo. Dia merupakan salah satu Pahlawan yang dikenang oleh masyarakat wajo atas perjuangan beliau mengusir penjajah dari tanah Wajo. (***)

Tinggalkan Komentar