Pemprov Kaltim Siapkan Food Estate 10 Ribu Hektare Antisipasi IKN
Kaltim dipilih menjadi lokasi ibu kota negara yang baru menggantikan DKI Jakarta. Lokasi tepatnya berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian Kutai Kartanegara.
Dipastikan, saat ibu kota negara berpindah, jumlah penduduk di Kaltim akan meningkat pesat. Baik karena perpindahan aparatur sipil negara (ASN), maupun untuk dukungan keamanan dari TNI/Polri dan masyarakat lain yang ingin mencari rejeki di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mengantisipasi hal tersebut, Pemprov Kaltim melalui Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim telah menyiapkan food estate (kawasan pengembangan pangan secara terintegrasi).
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan sejak tahun 2019 pihaknya bersama dinas terkait sudah mempersiapkan lahan untuk food estate tersebut.
Areal food estate yang disiapkan antara lain berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara dan Paser dan daerah lainnya di Kaltim. Keseriusan Pemprov Kaltim dalam membangun food estate, juga memperhitungkan persiapan untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang akan dikerjakan masyarakat sekitar dengan pola sesuai lokalistik dan karakteristik alam Benua Etam.
“Luasan wilayah food estate sekitar 10 ribu hektare dan akan terus diperluas sampai ambang batas cukup untuk pemenuhan pangan Kaltim dan IKN,” ungkap Siti Farisyah.
Bukan hanya menyiapkan food estate, DPTPH juga akan membantu pola tanam dan pemasaran pascapanen.
Luasan lahan food estate saat ini secara rinci seluas 10.681,85 hektare. Antara lain berada di Kabupaten Paser seluas 1.154 hektare, Kutai Kartanegara seluas 8.028 hektare dan Penajam Paser Utara seluas 1.500 hektare.
Dia pun mengakui, Kaltim berbeda dari daerah-daerah lain atau kawasan food estate lain di Indonesia. Kaltim memiliki hamparan lahan yang sangat luas membuat pihaknya harus melakukan pengecekan titik demi titik yang memungkinkan dijadikan lokasi food estate. “Lokasi itu (titik-titik food estate) dikolaborasikan untuk jadi sebuah kesatuan terintegrasi,” tuturnya.
Sosialisasi kepada masyarakat dan para petani pun terus dilakukan untuk mendukung food estate ini. “Kami berupaya menahan laju alih fungsi lahan, serta berharap adanya calon lokasi food estate lagi dari kabupaten dan kota lainnya,” kata Siti Farisyah Yana.
Ditambahkan, sekarang ini, DPTPH terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi, baik dengan membuka percetakan lahan sawah yang baru, memberikan bantuan bibit unggul, pupuk maupun hand tracktor. Semua itu sebagai upaya membantu para petani dalam peningkatan produksi hasil panen padinya.
“Selain membantu alat pertanian, kita juga terus berusaha agar sarana pertanian terus bertambah, dengan pembuatan irigasi pertanian. Hal itu dilakukan agar para petani tidak lagi tergantung pada air hujan. Dengan adanya irigasi tentu para petani bisa leluasa mengerjakan sawah mereka,” tandasnya.
Selain itu, tentu juga sangat diharapkan peran swasta untuk mendukung sukses pengembangan food estate di Kaltim dan terkhusus untuk mengantisipasi lonjakan penduduk menyusul kehadiran IKN. (***)
BACA JUGA